Hello Explorers! Nah, setelah kemarin kita mempelajari
tentang design thinking bagian Define dan Ideate sekarang kita akan melanjutkan
ke materi selanjutnya nih, yaitu Prototype & Testing!
Prototype
Apa itu prototyping?
Prototyping merupakan bentuk tampilan produk yang akan didevelop tapi belum nyata. Prototype digunakan untuk mensimulasikan ide desain yang telah di buat.
Keuntungan prototyping:
Tipe-tipe prototyping:
Prototype yang digambar langsung pada kertas dan disusun sesuai skenario
Prototype yang dibuat dari mockup UI dan aspek visual sudah mempresentasikan produk asli
Prototype yang dibuat dengan front-end code dan bentuknya sudah seperti asli
Jenis-jenis tools prototyping:
Setelah memilih ide paling jenius, kamu harus membuat visualisasi dari idemu tersebut. Tahapan ini memang membutuhkan eksperimen untuk mengubah ide menjadi sesuatu yang tampak.
Prototype sendiri merupakan produk belum jadi, simulasi, sampel yang dapat mengevaluasi ide dan desain yang sudah kamu rancang, misalnya seperti versi beta dalam pembuatan website. Tahapan ini penting untuk menguji coba apakah produk yang digarap sejauh ini sudah sesuai dengan apa yang direncanakan.
Di tahap ini, solusi yang ditawarkan bisa jadi diterima, diperbaiki, dirancang ulang, bahkan ditolak.maka dari itu, fungsi tahapan ini memang untuk mempertanyakan ulang apakah produk yang ada sudah dapat menjawab permasalahan pengguna.
Tim desain akan menghasilkan sejumlah versi produk yang murah dan diperkecil atau fitur spesifik yang ditemukan dalam produk, sehingga mereka dapat menyelidiki solusi masalah yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Prototype dapat dibagikan dan diuji dalam tim itu sendiri, di departemen lain, atau pada sekelompok kecil orang diluar tim desain. Ini adalah fase eksperimental, dan tujuannya adalah untuk mengidentifikasi solusi terbaik untuk setiap masalah yang diidentifikasi selama tiga tahap pertama. Solusi diimplementasikan dalam prototype, dan satu per satu, mereka diselidiki dan diterima, diperbaiki dan diperiksa ulang, dan ditolak berdasarkan pengalaman pengguna.
Pada akhir tahap ini, tim desain akan memiliki gagasan yang lebih baik tentang kendala yang melekat pada produk dan masalah yang ada, dan memiliki pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana pengguna yang sebenarnya akan berperilaku, berpikir, dan rasakan ketika berinteraksi dengan bagian akhir produk.
Contoh Penerapan Design Thinking: Studi Kasus Gojek
Kali ini, kamu akan mengetahui kesuksesan Gojek dalam menemukan masalah dan memberikan solusi menggunakan design thinking. Founder Gojek, Nadiem Makarim resah saat banyak orang tak percaya ojek bisa menjadi pekerjaan profesional.
Keraguan tersebut di jawabnya melalui penemuan inovatif berupa aplikasi penghubung mitra ojek online dan penumpang dengan Gojek. Per 2020, Gojek telah mengumpulkan 38 juta pengguna aktif bulanan, menyabet gelar unicorn pada Mei 2017, dan menjadi decacorn dua tahun setelahnya.
Berikut tahapan penemuan Gojek menggunakan design thinking.
Pada 2010, Nadiem membuat sebuah call center untuk ojek konvensional yang berjumlah 20 orang pengemudi. Setelah mendapat respons positif dari masyarakat, barulah Gojek mengembangkan aplikasinya.
TESTING
Testing adalah tahap yang paling penting ketika mendesain solusi ide, setiap asumsi,atau perubahan tampilan perlu diklasifikasi dengan testing.
Jenis-jenis metode testing:
Pengambilan Sample Testing
Untuk pengambilan sample 5 orang sudah cukup untuk melakukan testing
User Research
adalah langkah yang dilakukan untuk memahami perilaku, kebutuhan, motif user dalam kondisi atau tujuan tertentu. User research ini bermanfaat dalam mendapatkan informasi serta klasifikasi dari sisi usability (kegunaan) produk yang akan dibuat dari sudut pandang real-user
Qualitative research & Quantitative research
Qualitative research adalah riset yang berbasis jawaban verbal dari pemahaman user akan suatu hal sedangkan Qualitative research adalah riset yang berbasi angka atau grafik statistik.
Usability Metric
adalah satuan tingkat kegunaan yang dinilai dari berbagai aspek seperti efektivitas, efisiensi, kemudahan penggunaan, kepuasan dan lain lain yang dapat menggambarkan tingkat keberhasilan dari solusi desain.
Macam-Macam Usability Metric:
Persiapan Usability Testing:
Tips Interview dengan user:
Contoh Penerapan Design Thinking: Studi Kasus Gojek
Kali ini, kamu akan mengetahui kesuksesan Gojek dalam menemukan masalah dan memberikan solusi menggunakan design thinking. Founder Gojek, Nadiem Makarim resah saat banyak orang tak percaya ojek bisa menjadi pekerjaan profesional.
Keraguan tersebut di jawabnya melalui penemuan inovatif berupa aplikasi penghubung mitra ojek online dan penumpang dengan Gojek. Per 2020, Gojek telah mengumpulkan 38 juta pengguna aktif bulanan, menyabet gelar unicorn pada Mei 2017, dan menjadi decacorn dua tahun setelahnya.
Berikut tahapan penemuan Gojek menggunakan design thinking testing.
Pada tahun 2015, Gojek merilis aplikasi Go-Ride untuk melihat respons masyarakat. Tak lama, pengemudi berbondong-bondong mendaftar, dari yang mulanya 20 orang menjadi 800 orang pada 2015.
Gojek telah sukses menjadi penghubung mitra ojek online dengan customer yang membutuhkan transportasi alternatif untuk menghindari kemacetan Jakarta.
Selain layanan utama tersebut, Gojek juga semakin mengembangkan bisnisnya pada layanan antar makanan, barang, pembelian barang, jasa kebersihan, dll.