API & Jenis
Apa Itu API dan Bagaimana Cara Kerjanya?
API (Application Programming Interface) merupakan antarmuka pemrograman aplikasi. API digunakan untuk menghubungkan satu aplikasi dengan aplikasi lain. Artinya, API akan membantu komunikasi antar aplikasi, atau client dengan server.
Sehingga, API bisa membantu aplikasi agar dapat mengakses fitur, data, layanan, dan OS aplikasi yang terhubung dengannya. Karena API yang mengintegrasikan fitur dari kedua aplikasi agar dapat terkoneksi dan ditampilkan pada masing-masing aplikasi.
API memiliki fitur yang lengkap, fitur-fitur ini dapat memudahkan kita untuk mengembangkan sebuah website. Kita juga bisa menggunakan WordPress untuk melakukan integrasi dengan berbagai platform menggunakan API, seperti WordPress API.
Seperti yang kita tau jika website dan aplikasi akan terus dikembangkan agar dapat bersaing dipasar digital, dan disinilah kehadiran API sangat membantu programmer untuk meringankan tugasnya.
Jadi, apa saja manfaat yang kita dapat dengan menggunakan API?
Bagaimana Cara Kerja API?
Lalu, seperti apa arsitektur API?
Arsitektur akan berkaitan dengan bentuk data yang dikirimkan. Nah berikut ini adalah arsitektur API yang sering digunakan:
Teknologi yang membantu komunikasi antara client-side dan server-side dengan konsep yang sederhana. RPC dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu XML-RPC yang menggunakan format XML sebagai media transfer data. Sedangkan JSON-RPC menggunakan JSON untuk transfer data
Menggunakan XML (Extensible Markup Language) yang memungkinkan semua data disimpan dalam dokumen.
Arsitektur API yang cukup populer karena kemudahan penggunanya. Karena tidak perlu belajar coding yang panjang. Performa aplikasinya pun lebih baik karena menggunakan JSON sebagai bentuk datanya sehingga lebih ringan.
Apa Saja Jenis-jenis API?
● Kelebihan: API RESTful didasarkan pada protokol HTTP yang umum digunakan, sehingga mudah dipahami dan diimplementasikan. Mereka memiliki struktur yang jelas dan bersifat stateless, memungkinkan skalabilitas yang baik. Mereka juga kompatibel dengan berbagai platform dan mudah digunakan dalam aplikasi web dan seluler.
● Kekurangan: API RESTful mungkin tidak sesuai untuk kasus penggunaan yang kompleks atau saat diperlukan kinerja yang sangat tinggi. Mereka juga cenderung kurang formal dalam hal spesifikasi dan dokumentasi.
● Kelebihan: API SOAP menawarkan dukungan yang kuat untuk komunikasi antara aplikasi yang berbeda menggunakan protokol yang berbeda. Mereka mendukung pemanggilan prosedur jarak jauh (remote procedure call) dan menyediakan metode autentikasi, keamanan, dan transaksi yang lengkap.
● Kekurangan: API SOAP dapat lebih kompleks untuk diimplementasikan dan dipahami. Mereka menggunakan format pesan XML yang cenderung lebih besar dan memerlukan sumber daya komputasi yang lebih tinggi. Mereka juga kurang fleksibel dalam hal dukungan untuk platform dan bahasa pemrograman tertentu.
● Kelebihan: API GraphQL memberikan fleksibilitas yang tinggi kepada klien dengan memungkinkan klien untuk mengirimkan permintaan yang ditentukan secara presisi untuk data yang mereka butuhkan. Ini mengurangi overfetching (mengambil lebih banyak data daripada yang diperlukan) dan underfetching (tidak mendapatkan data yang cukup) masalah yang sering terjadi pada API RESTful. GraphQL juga menyediakan dokumentasi yang baik dan mendukung validasi permintaan secara statis.
● Kekurangan: Meskipun GraphQL menyediakan fleksibilitas yang tinggi, ini juga dapat menghasilkan kompleksitas yang lebih besar dalam mengelola skema dan resolusi permintaan. Selain itu, karena GraphQL dapat mengembalikan hasil yang sangat besar, harus ada perhatian khusus terhadap optimasi permintaan dan caching untuk memastikan kinerja yang baik.
● Kelebihan: API publik memungkinkan pengembang pihak ketiga untuk mengakses fungsionalitas atau data dari platform atau layanan tertentu. Ini mempromosikan inovasi dan kolaborasi dengan memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi dan layanan baru berdasarkan API yang tersedia.
● Kekurangan: Kelemahan utama dari API publik adalah risiko keamanan dan kerahasiaan data. Penggunaan yang tidak tepat atau pelanggaran kebijakan akses dapat menyebabkan penyalahgunaan atau penyerangan sistem. Oleh karena itu, perlu ada kontrol dan pengawasan yang ketat untuk melindungi sumber daya dan data yang terbuka melalui API publik.
Bagaimana API Dapat Diintegrasikan Dengan Aplikasi Client?
API bisa disatukan dengan aplikasi klien melalui beberapa langkah simpel. Pertama-tama, kita harus paham dan baca dokumentasi API yang akan kita gunakan. Kadang-kadang, API juga membutuhkan kunci khusus agar bisa digunakan dengan benar. Setelah itu, kita bisa mulai mengembangkan aplikasi klien menggunakan bahasa pemrograman yang kita kuasai. Dalam kode aplikasi klien, kita akan mengintegrasikan API dengan menggunakan metode dan fungsi yang tersedia.
Biasanya, API beroperasi melalui protokol HTTP atau HTTPS. Kita harus menggunakan metode HTTP yang tepat, seperti GET, POST, PUT, atau DELETE, untuk berkomunikasi dengan API melalui endpoint yang ditentukan. Ada pustaka atau modul dalam bahasa pemrograman yang bisa digunakan untuk membuat permintaan HTTP ke API tersebut.
Setelah itu, kita tinggal mengirim permintaan ke API dengan URL endpoint yang sesuai dan parameter yang diperlukan. Pastikan untuk menyertakan header yang diperlukan, seperti kunci API dan jenis konten. Setelah mengirim permintaan, kita akan menerima respons dari server API. Kita harus memproses respons tersebut sesuai dengan format dan struktur yang diharapkan. Biasanya, response akan berupa data dalam format JSON, XML, atau format lainnya. Kita bisa menggunakan pustaka atau modul yang sesuai untuk memproses data respons tersebut.
Penting juga untuk menangani kesalahan dan melakukan pelacakan selama proses integrasi. API bisa memberikan kode status HTTP atau pesan kesalahan yang harus kita tangani dengan benar di dalam aplikasi klien kita. Jangan lupa mencatat dan melacak permintaan dan respons API untuk keperluan pemantauan atau penyelesaian masalah.
Selain itu, kita harus memastikan keamanan dan otorisasi yang tepat. Jaga kerahasiaan kunci API, enkripsi komunikasi dengan API menggunakan protokol HTTPS, dan implementasikan otorisasi jika diperlukan.
Saat sudah selesai, jangan lupa untuk melakukan pengujian dan debugging pada integrasi API kita. Kita harus memastikan bahwa semua permintaan dan respons berjalan dengan baik sesuai harapan. Bisa menggunakan alat pengujian dan log untuk memantau dan melacak proses integrasi.
Terakhir, lakukan pemeliharaan dan pemantauan secara rutin untuk memastikan bahwa API tetap berfungsi dengan baik. Jika ada masalah, lakukan perbaikan atau penyesuaian yang diperlukan.
Integrasi API dengan aplikasi klien sebenarnya tidak terlalu sulit, selama kita memahami API yang digunakan dan bisa terhubung dan berkomunikasi dengan endpoint API melalui permintaan HTTP.
Referensi