A. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu menganalisis konsep dasar dan kegunaan Teknologi Wireless Communication di dunia industri.
B. Teknologi Wireless Communication
Teknologi Wireless Communication merupakan suatu teknologi yang menghubungkan dua atau lebih perangkat untuk dapat saling berkomunikasi tanpa menggunakan suatu perantara media kabel, Pada teknologi wireless Communication ini memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk membuat perangkat dapat saling berkomunikasi. Ini memungkinkan komunikasi jarak jauh dan mobilitas yang lebih besar tanpa pembatasan kabel. Ada beberapa teknologi wireless communication yang telah berkembang seiring waktu. Berikut adalah beberapa contoh teknologi wireless communication yang umum digunakan:
Itulah beberapa contoh teknologi komunikasi nirkabel yang umum digunakan. Setiap teknologi ini memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda, dan mereka telah membantu mengubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan perangkat dan dunia di sekitar kita.
C. Istilah dalam Jaringan
Sebelum melangkah lebih jauh kita perlu terlebih dahulu mengenal istilah-istilah dan maksud dari istilah yang sering kita dengar ini untuk meminimalisir adanya kesalahpahaman dari konsep jaringan. Terlebih dahulu kita akan mengenal tiga istilah penting yang sering terdengar, yaitu latency, throughput, dan latency. Ketiganya memiliki keterkaitan dan ketiga istilah ini seringkali membingungkan .
Istilah bandwidth ini merujuk ke kapasitas maksimum transmisi dari suatu perangkat. Bandwidth memiliki satuan ukur dalam bit rate, Maksudnya adalah jumlah bit yang dapat dikirim dalam suatu periode waktu (biasanya dalam detik/second). Sehingga kita akan seringkali mendengar istilah Kbps (Kilobit per second), Mbps (Megabit per second),atau Gbps (Gigabit per second). Perlu diketahui juga adanya perbedaan arti antara bit dan byte.
8 bit = 1 byte
1024 byte = 1 kilobyte
1024 kilobyte = 1 megabyte
1024 megabyte = 1 gigabyte
Antara bit dan byte pun disimbolkan berbeda. Dimana bit menggunakan huruf b kecil (Kb atau Kbps). Sedangkan pada byte menggunakan huruf b besar (KB atau KBps). Saat suatu jaringan memiliki bandwidth yang tinggi maka itu artinya terdapat banyak jumlah data yang diterima dan dikirimkan. Tetapi perlu diketahui bahwa bandwidth yang tinggi tidak menjadi jaminan suatu jaringan memiliki kinerja yang optimal. Karena terdapat banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi suatu jaringan, seperti packet loss, jitter, dan latency yang membuat lambatnya jaringan meskipun memiliki bandwidth yang tinggi. Beberapa kali terdapat salah persepsi dimana bandwidth diartikan dengan kecepatan jaringan padahal keduanya merupakan hal yang berbeda. Bandwidth sejatinya merupakan besaran kapasitas bukan kecepatan seperti yang sering di promosikan oleh provider internet.
Throughput adalah ukuran kinerja dalam sistem komunikasi yang mengacu pada jumlah data yang berhasil ditransmisikan atau diproses dalam suatu jaringan atau sistem dalam periode waktu tertentu. Secara sederhana, throughput menggambarkan seberapa efisien sistem dapat mentransfer atau memproses data. Throughput diukur dalam bit per detik (bps) atau kilobit per detik (Kbps), megabit per detik (Mbps), atau gigabit per detik (Gbps). Semakin tinggi nilai throughput, semakin cepat data dapat ditransmisikan atau diproses. Pada jaringan komunikasi, throughput sering dikaitkan dengan kecepatan transfer data atau bandwidth. Namun, throughput juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti latensi (waktu yang diperlukan untuk data untuk melakukan perjalanan melalui jaringan) dan overhead (penggunaan sumber daya tambahan untuk mengelola komunikasi).
Throughput yang tinggi adalah indikator performa yang diinginkan dalam berbagai aplikasi komunikasi, terutama dalam transfer file besar, streaming video, atau komunikasi real-time yang membutuhkan respons cepat. Dalam konteks jaringan komputer, throughput juga dapat merujuk pada kapasitas total jaringan untuk menangani lalu lintas data dalam kondisi beban penuh. Kita dapat menganalogikan throughput sebagai air dalam suatu pipa dan pipa nya kita analogikan sebagai bandwidth. Jadi tingginya throughput akan dibatasi oleh tingginya bandwidth. Sehingga through menjadi ukuran yang lebih penting dalam menggambarkan jumlah data yang ditransmisikan pada suatu jaringan.
Penting untuk memahami throughput sistem dalam rangka merencanakan dan mengoptimalkan kinerja jaringan atau sistem komunikasi. Faktor-faktor seperti bandwidth, latensi, konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak, serta kondisi jaringan secara keseluruhan dapat mempengaruhi throughput yang dapat dicapai.
Latensi (latency) adalah waktu yang diperlukan untuk data atau sinyal untuk melakukan perjalanan dari satu titik ke titik lain dalam suatu sistem komunikasi. Secara sederhana, latency menggambarkan jeda waktu atau penundaan yang terjadi dalam mentransmisikan data melalui jaringan.
Latensi dapat diukur dalam berbagai satuan waktu, seperti milidetik (ms), mikro detik (μs), atau nano detik (ns). Semakin rendah nilai latensi, semakin cepat data dapat melakukan perjalanan dan semakin responsif sistem komunikasi tersebut. Latensi diukur dari saat pengguna melakukan permintaan ke server hingga server memberikan respon kembali.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat latensi dalam suatu sistem komunikasi, termasuk:
● Jarak fisik: Jarak antara pengirim dan penerima data dapat mempengaruhi latensi. Semakin jauh jaraknya, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk data melakukan perjalanan.
● Penggunaan jaringan: Tingkat lalu lintas atau kepadatan jaringan dapat mempengaruhi latensi. Jika jaringan terlalu sibuk atau terlalu banyak pengguna, waktu respons akan meningkat.
● Konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak: Kecepatan dan kinerja perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam sistem komunikasi dapat mempengaruhi latensi. Penggunaan perangkat dengan kemampuan pemrosesan tinggi dan konfigurasi jaringan yang dioptimalkan dapat mengurangi latensi.
● Tipe teknologi komunikasi: Teknologi komunikasi yang digunakan juga dapat mempengaruhi latensi. Misalnya, koneksi nirkabel seperti Wi-Fi atau jaringan seluler biasanya memiliki latensi yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kabel fisik seperti Ethernet.
Latency yang rendah penting dalam beberapa aplikasi yang membutuhkan respons cepat, seperti komunikasi real-time, video game online, atau sistem keuangan yang membutuhkan eksekusi transaksi yang cepat. Pemahaman dan pengelolaan latensi dalam suatu sistem komunikasi penting untuk memastikan kinerja yang baik dan pengalaman pengguna yang memuaskan. Upaya seperti penggunaan teknologi yang lebih cepat, optimasi jaringan, dan penggunaan algoritma efisien dapat membantu mengurangi latensi.
Ada beberapa tipe jaringan yang umum digunakan, tergantung pada skala, ruang lingkup, dan kebutuhan penggunaannya. Berikut adalah beberapa tipe jaringan yang umum ditemui:
● Local Area Network (LAN): LAN adalah jaringan komputer yang mencakup area terbatas, seperti dalam satu gedung, ruangan, atau kampus kecil. LAN biasanya digunakan untuk menghubungkan perangkat di area kerja atau rumah, dan memungkinkan berbagi sumber daya seperti printer, file, atau koneksi internet.
sumber: cloudframe.com
● Wide Area Network (WAN): WAN adalah jaringan yang mencakup area geografis yang luas, biasanya terdiri dari beberapa jaringan lokal yang terhubung melalui infrastruktur komunikasi seperti jalur telepon, kabel serat optik, atau satelit. WAN digunakan untuk menghubungkan jarak jauh antara lokasi geografis yang berbeda, seperti cabang perusahaan yang tersebar di berbagai lokasi.
Sumber: https://www.dictio.id/uploads/db3342/original/3X/0/3/0380e1bd8fd4f07244b24b3300253b08541e3e8e.png
● Metropolitan Area Network (MAN): MAN adalah jaringan yang mencakup area geografis yang lebih besar dari LAN, tetapi lebih kecil daripada WAN. MAN sering digunakan untuk menghubungkan beberapa LAN di kota atau wilayah metropolitan yang sama.
Sumber : https://dosenit.com/wp-content/uploads/2021/12/MAN-1.jpg
● Wireless Local Area Network (WLAN): WLAN adalah jaringan komputer tanpa kabel yang menggunakan teknologi nirkabel, seperti Wi-Fi, untuk menghubungkan perangkat dalam area terbatas. WLAN umumnya digunakan di rumah, kantor, atau tempat umum lainnya untuk menyediakan akses internet nirkabel.
● Personal Area Network (PAN): PAN adalah jaringan yang mencakup area yang sangat kecil, seperti di sekitar satu orang atau perangkat. Contohnya adalah Bluetooth, yang digunakan untuk menghubungkan perangkat seperti headset, keyboard, atau mouse ke perangkat lainnya.
● Virtual Private Network (VPN): VPN adalah jaringan pribadi yang dibangun di atas infrastruktur jaringan publik, seperti internet. VPN mengenkripsi lalu lintas data dan menciptakan saluran aman untuk menghubungkan pengguna atau jaringan lokal ke jaringan lain secara jarak jauh. VPN sering digunakan untuk menjaga privasi dan keamanan komunikasi saat mengakses internet melalui koneksi yang tidak aman.
● Intranet dan Extranet: Intranet adalah jaringan internal yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk berbagi informasi, data, dan sumber daya antara anggota internal. Extranet adalah perluasan dari intranet yang memungkinkan mitra bisnis atau pihak eksternal tertentu untuk mengakses sebagian informasi atau layanan di dalam jaringan perusahaan.
Itulah beberapa tipe jaringan yang umum digunakan. Setiap tipe jaringan memiliki karakteristik, cakupan, dan tujuan yang berbeda, dan mereka dapat digunakan secara terpisah atau dikombinasikan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan konektivitas yang berbeda.
Implementasi jaringan dalam industri dapat memiliki berbagai tujuan, mulai dari meningkatkan efisiensi operasional hingga memungkinkan adopsi teknologi terkini. Berikut adalah beberapa contoh implementasi jaringan yang umum di industri:
● Jaringan Komunikasi Industri: Jaringan komunikasi industri menghubungkan peralatan dan sistem yang ada di lingkungan industri, seperti mesin, sensor, pengontrol, dan perangkat lainnya. Implementasi jaringan ini memungkinkan pertukaran data dan kontrol yang efisien, memfasilitasi otomatisasi dan pemantauan proses produksi, serta membantu dalam manajemen dan pemeliharaan peralatan.
● Internet of Things (IoT) dalam Industri: IoT memanfaatkan jaringan untuk menghubungkan berbagai perangkat dan sensor dalam industri. Hal ini memungkinkan pengumpulan data yang luas, pemantauan kondisi peralatan secara real-time, dan analisis prediktif. Dengan IoT, industri dapat meningkatkan efisiensi, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.
● Jaringan Wireless: Implementasi jaringan wireless (nirkabel) memungkinkan konektivitas tanpa kabel antara perangkat-perangkat industri. Ini dapat mencakup penggunaan teknologi seperti Wi-Fi, Bluetooth, atau Zigbee untuk menghubungkan perangkat, sensor, dan peralatan secara nirkabel. Jaringan wireless dapat memberikan fleksibilitas dan mobilitas yang lebih besar dalam lingkungan industri, memungkinkan pemantauan dan kendali jarak jauh, serta meminimalkan penggunaan kabel fisik yang rumit.