Skip to main content

(02) Wireless Communication pada Infrastruktur Jaringan Komputer.html

A.     Capaian Pembelajaran

  1. Mahasiswa mampu menganalisis konsep dasar dan cara kerja Teknologi Wireless Communication pada pengaplikasian Computer Network.
  2. Mahasiswa mampu menganalisis konsep dasar dan cara kerja Teknologi Wireless Communication pada pengaplikasian Computer Network Management.
  3. Mahasiswa mampu menganalisis konsep dasar dan cara kerja Teknologi Wireless Communication pada pengaplikasian Optical Communication Design.

 

B.     Wireless Communication pada Infrastruktur Jaringan Komputer

Wireless communication atau komunikasi nirkabel adalah teknologi yang memungkinkan pertukaran data atau informasi antara perangkat-perangkat komputer tanpa menggunakan kabel fisik. Dalam konteks infrastruktur jaringan komputer, wireless communication dapat memiliki peran yang penting dan beberapa implementasinya.

1.      Wi-Fi (Wireless Fidelity)

Wi-Fi adalah teknologi nirkabel yang paling umum digunakan dalam infrastruktur jaringan komputer. Menggunakan standar IEEE 802.11, Wi-Fi memungkinkan perangkat-perangkat komputer untuk terhubung ke jaringan lokal (LAN) atau internet melalui akses point Wi-Fi. Wi-Fi digunakan secara luas di kantor, rumah, kampus, hotel, dan tempat umum lainnya, memberikan konektivitas nirkabel yang fleksibel dan mudah diakses.

2.      Wireless Mesh Network

Wireless mesh network adalah jaringan nirkabel di mana beberapa node atau perangkat saling terhubung membentuk topologi jaringan mesh. Dalam jaringan mesh, setiap node berperan sebagai pengirim dan penerima data, sehingga data dapat dikirimkan melalui jalur yang berbeda dalam jaringan. Wireless mesh network digunakan dalam situasi di mana cakupan jaringan yang luas diperlukan, seperti di area perkotaan, kampus, atau kompleks industri.

3.      Wireless Sensor Network (WSN)

WSN adalah jaringan nirkabel yang terdiri dari sensor-sensor kecil dan hemat energi yang tersebar di suatu area untuk mengumpulkan dan mengirimkan data. WSN digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pemantauan lingkungan, pemantauan keamanan, pemantauan kesehatan, dan otomatisasi industri. Sensor-sensor dalam WSN dapat berkomunikasi secara nirkabel, mengirimkan data ke node pusat atau ke perangkat lain dalam jaringan.

4.      Bluetooth

Bluetooth adalah teknologi nirkabel yang digunakan untuk menghubungkan perangkat-perangkat yang berada dalam jarak dekat (biasanya dalam radius beberapa meter). Bluetooth biasanya digunakan untuk menghubungkan perangkat seperti headset, speaker, mouse, keyboard, atau perangkat-perangkat lainnya dengan komputer atau perangkat mobile. Bluetooth juga digunakan dalam aplikasi IoT untuk pertukaran data antara perangkat-perangkat kecil.

5.      Near Field Communication (NFC)

NFC adalah teknologi nirkabel yang memungkinkan pertukaran data secara singkat dan aman antara perangkat yang berdekatan (biasanya dalam jarak sentimeter). NFC sering digunakan untuk pembayaran mobile, transfer data, dan konektivitas antara perangkat seperti smartphone, kartu pintar, atau perangkat wearable.

 

 

Implementasi wireless communication dalam infrastruktur jaringan komputer memberikan fleksibilitas, mobilitas, dan konektivitas yang lebih tinggi. Namun, penting juga untuk memperhatikan aspek keamanan dalam penggunaan teknologi nirkabel dan melindungi jaringan dari ancaman keamanan seperti peretasan atau serangan jaringan.

Teknologi Wireless Communication memiliki peran penting dalam pengaplikasian Computer Network Management, berikut adalah cara kerja umumnya.

  1. Koneksi Nirkabel

Teknologi Wireless Communication seperti Wi-Fi digunakan untuk menyediakan koneksi nirkabel antara perangkat komputer dan jaringan lokal (LAN) atau internet. Melalui akses point Wi-Fi, perangkat-perangkat komputer dapat terhubung ke jaringan secara nirkabel, memungkinkan akses ke sumber daya jaringan dan layanan yang terhubung.

  1. Monitoring dan Pengelolaan Jaringan

Melalui Wireless Communication, manajer jaringan dapat mengakses dan mengelola jaringan komputer dari jarak jauh. Mereka dapat menggunakan perangkat nirkabel seperti laptop atau smartphone yang terhubung ke jaringan melalui Wi-Fi atau koneksi seluler untuk memantau kinerja jaringan, mengkonfigurasi perangkat jaringan, dan melakukan pemeliharaan atau pemecahan masalah.

  1. Remote Access

Teknologi Wireless Communication memungkinkan manajer jaringan untuk mengakses jaringan dan perangkat jaringan dari lokasi yang jauh. Dengan menggunakan koneksi nirkabel, mereka dapat mengelola dan mengontrol jaringan, mengambil tindakan perbaikan, dan mengkonfigurasi perangkat secara remote. Hal ini memungkinkan pengelolaan jaringan yang efisien dan responsif, tanpa harus berada di tempat secara fisik.

  1. Monitoring Perangkat

Wireless Communication dapat digunakan untuk memantau status dan kinerja perangkat jaringan secara nirkabel. Melalui protokol dan perangkat manajemen jaringan yang tepat, manajer jaringan dapat mengumpulkan data dari perangkat-perangkat jaringan, seperti switch, router, atau access point, dan memonitor kondisi mereka. Informasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah, memprediksi kegagalan perangkat, dan mengambil tindakan yang diperlukan.

  1. Konfigurasi Jaringan

Wireless Communication memungkinkan konfigurasi jaringan yang fleksibel dan mudah. Manajer jaringan dapat mengkonfigurasi perangkat-perangkat jaringan, mengubah pengaturan jaringan, dan mengatur kebijakan akses melalui koneksi nirkabel. Ini memungkinkan pengelolaan dan penyesuaian jaringan yang cepat dan efisien, tanpa perlu melakukan tindakan fisik pada perangkat jaringan.

Dengan menggunakan teknologi Wireless Communication dalam pengaplikasian Computer Network Management, pengelola jaringan dapat memiliki fleksibilitas, akses yang mudah, dan pengelolaan yang efisien terhadap jaringan komputer. Mereka dapat memantau, mengelola, dan mengkonfigurasi jaringan dari jarak jauh, mengoptimalkan kinerja jaringan, dan merespons dengan cepat terhadap perubahan atau masalah dalam jaringan.

  1. Topologi Wireless Connection

       Mode jaringan ad/hoc adalah salah satu mode operasi dalam jaringan nirkabel di mana perangkat-perangkat dapat saling terhubung secara langsung tanpa memerlukan titik akses pusat atau infrastruktur jaringan yang terpusat. Dalam mode ini, setiap perangkat berperan sebagai pengirim dan penerima data secara bersamaan.

Dalam mode jaringan ad hoc, perangkat-perangkat nirkabel membentuk jaringan sendiri secara mandiri tanpa melibatkan titik akses atau jaringan terkait lainnya. Setiap perangkat dalam jaringan ad hoc dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat lain yang berada dalam jangkauan sinyalnya.

http://2.bp.blogspot.com/_A4fywlNiYx4/SPeJ7gwuhRI/AAAAAAAAABA/8yfoAh7pwnM/s1600/ucok%2B3.bmp

Sumber : https://hendri.staff.uns.ac.id/2009/12/topologimode-wireless-network/

       Mode jaringan ad/hoc dapat digunakan dalam beberapa skenario, seperti:

1.      Situasi Darurat: Jaringan ad hoc dapat digunakan dalam situasi darurat atau bencana di mana infrastruktur jaringan komunikasi terpusat tidak tersedia. Perangkat-perangkat nirkabel dapat membentuk jaringan ad hoc untuk berkomunikasi dan berbagi informasi di antara mereka.

2.      Jaringan Mobile: Jaringan ad hoc juga dapat digunakan dalam situasi jaringan mobile, seperti pada pertemuan atau konferensi di mana para peserta ingin berkomunikasi atau berbagi file tanpa tergantung pada infrastruktur jaringan yang sudah ada.

3.      Jaringan Sensor Nirkabel: Jaringan ad hoc juga sering digunakan dalam jaringan sensor nirkabel (Wireless Sensor Network - WSN). Sensor-sensor nirkabel yang tersebar membentuk jaringan ad hoc untuk mengumpulkan dan mengirimkan data dari lingkungan sekitarnya.

Dalam mode jaringan ad hoc, perangkat-perangkat nirkabel dapat menggunakan berbagai protokol komunikasi, seperti Ad Hoc On-Demand Distance Vector (AODV), Dynamic Source Routing (DSR), atau Zone Routing Protocol (ZRP). Protokol ini memungkinkan perangkat untuk menentukan rute komunikasi dan mengirimkan data melalui perangkat-perangkat yang berada dalam jangkauan sinyal mereka.

Namun, perlu diperhatikan bahwa mode jaringan ad hoc memiliki batasan tertentu. Jangkauan komunikasi dalam jaringan ad hoc terbatas oleh daya transmisi dan kekuatan sinyal antar perangkat. Selain itu, skalabilitas jaringan ad hoc juga menjadi pertimbangan karena semakin banyak perangkat yang terhubung, semakin kompleks juga manajemen jaringannya.

       Infrastructure/Client-Server adalah salah satu model arsitektur jaringan yang digunakan dalam komputasi terdistribusi. Dalam model ini, infrastruktur jaringan terdiri dari dua komponen utama: server dan klien.

Server merupakan komponen pusat yang menyimpan dan menyediakan sumber daya jaringan seperti file, database, aplikasi, atau layanan lainnya. Server bertanggung jawab atas pengelolaan dan penyediaan sumber daya tersebut kepada klien yang membutuhkannya. Server biasanya memiliki keandalan dan daya komputasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan klien.

Klien adalah komponen yang berinteraksi dengan server untuk mengakses sumber daya yang disediakan. Klien dapat berupa komputer, perangkat mobile, atau perangkat lain yang terhubung ke jaringan. Klien mengirim permintaan ke server untuk mengakses sumber daya, dan server merespons permintaan tersebut dengan mengirimkan data atau menjalankan layanan yang diminta oleh klien.

Dalam infrastruktur/client-server, klien dan server berkomunikasi melalui jaringan menggunakan protokol komunikasi yang telah ditentukan, seperti TCP/IP. Klien dapat mengirimkan permintaan ke server, dan server akan menanggapi permintaan tersebut dengan memberikan respons.

Keuntungan dari model infrastruktur/client-server adalah:

1.      Skalabilitas: Model ini memungkinkan penambahan klien dan server baru secara fleksibel untuk mengakomodasi pertumbuhan jaringan dan kebutuhan komputasi yang lebih besar.

2.      Manajemen Terpusat: Server berfungsi sebagai pusat pengelolaan sumber daya jaringan, memungkinkan pemantauan, pengaturan, dan pengelolaan yang efisien dari satu titik kontrol.

3.      Keandalan dan Ketersediaan: Dengan menggunakan server yang kuat dan terpercaya, infrastruktur/client-server dapat menawarkan tingkat keandalan dan ketersediaan yang tinggi. Backup dan pemulihan juga dapat dilakukan lebih mudah pada tingkat server.

4.      Keamanan: Server dapat digunakan untuk menerapkan kebijakan keamanan dan akses terhadap sumber daya jaringan, sehingga memungkinkan kontrol akses yang lebih baik dan perlindungan data.

 

 

 

 

Contoh penggunaan model infrastruktur/client-server meliputi:

       Layanan file sharing

Klien dapat mengakses dan berbagi file yang disimpan di server file.

       Aplikasi web

Klien mengakses aplikasi web yang dijalankan di server melalui browser.

       Database server

Klien dapat mengirim permintaan ke server database untuk mengambil atau menyimpan data.

       Email server

Klien mengirim dan menerima email melalui server email yang menyimpan dan mengelola pesan.

Model infrastruktur/client-server adalah salah satu pendekatan yang paling umum digunakan dalam pengorganisasian jaringan dan pengelolaan sumber daya jaringan yang terpusat.

Misal : Terdapat 1 buah Access Point (AP) yang terhubung jaringan LAN kabel dan router untuk koneksi internet. PC pada jaringan LAN kabel (wired LAN) berkomunikasi dengan PC wireless LAN melalui Access Point, demikian pula komunikasi antar PC wireless LAN. PC dalam jaringan wired & wireless bersama-sama mengakses internet melalui router. Kualitas Saluran (Link Quality) antara AP ke wireless Client ditentukan oleh kuat sinyal (signal strength) yg diterima oleh wireless adapter pada PC Client.

ISP  ADSL Modem  Router  Wireless Access Point  Client

ISP > ADSL Modem > Router > Wireless Access Point > Client

Gambar di atas, adalah suatu skema dimana access point yang dipasang belum memiliki router. Tapi kebanyakan sekarang ini banyak vendor yang mengeluarkan produk Access Point yang di bundle dengan router dan selanjutnya bisa disebut Wireless Router. Perhatikan dan bedakan dengan gambar di bawah ini :

http://4.bp.blogspot.com/_A4fywlNiYx4/SPeJ7KU2ixI/AAAAAAAAAA4/6bXmdWb4OI0/s1600/ucok%2B2.bmp

 

 

 

 

 

 

 

Teknologi Wireless Communication dapat digunakan dalam pengaplikasian Computer Network Management untuk memantau, mengelola, dan mengkonfigurasi jaringan secara nirkabel. Berikut adalah cara kerja umumnya:

  1. Monitoring Jaringan: Teknologi Wireless Communication memungkinkan manajer jaringan untuk memantau kinerja jaringan secara nirkabel. Mereka dapat menggunakan perangkat nirkabel seperti laptop, tablet, atau smartphone yang terhubung ke jaringan melalui Wi-Fi atau koneksi seluler untuk memantau parameter jaringan seperti kecepatan transfer data, throughput, latency, dan penggunaan bandwidth. Ini memungkinkan pengelola jaringan untuk mengidentifikasi masalah jaringan, melakukan pemantauan real-time, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan kinerja yang optimal.
  2. Konfigurasi Perangkat Jaringan: Dengan menggunakan teknologi Wireless Communication, manajer jaringan dapat mengkonfigurasi perangkat-perangkat jaringan secara nirkabel. Mereka dapat menggunakan perangkat nirkabel yang terhubung ke jaringan untuk mengakses antarmuka administrasi perangkat jaringan seperti router, switch, atau access point. Ini memungkinkan pengelola jaringan untuk mengatur pengaturan jaringan, seperti pengaturan IP, subnet mask, konfigurasi VLAN, atau kebijakan keamanan, tanpa harus secara fisik terhubung ke perangkat jaringan tersebut.
  3. Pemantauan Keamanan: Teknologi Wireless Communication memainkan peran penting dalam pemantauan keamanan jaringan. Manajer jaringan dapat menggunakan perangkat nirkabel untuk mendeteksi ancaman keamanan, seperti serangan hacker, pemindaian port, atau aktivitas yang mencurigakan. Mereka dapat menggunakan perangkat nirkabel untuk memonitor lalu lintas jaringan, menganalisis pola lalu lintas, dan mengidentifikasi aktivitas yang mencurigakan atau tidak diotorisasi. Dengan informasi ini, pengelola jaringan dapat mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk melindungi jaringan dari ancaman.
  4. Pengelolaan Jarak Jauh: Teknologi Wireless Communication memungkinkan pengelola jaringan untuk mengakses dan mengelola jaringan dari lokasi yang jauh. Mereka dapat menggunakan perangkat nirkabel yang terhubung ke jaringan, seperti laptop atau smartphone, untuk mengakses perangkat jaringan melalui koneksi nirkabel atau melalui koneksi seluler. Ini memungkinkan pengelola jaringan untuk melakukan pemantauan, konfigurasi, dan pemecahan masalah jaringan dari jarak jauh, tanpa harus berada di lokasi fisik perangkat jaringan.

Dengan memanfaatkan teknologi Wireless Communication, pengelola jaringan dapat memiliki fleksibilitas dan kemudahan dalam memantau, mengelola, dan mengkonfigurasi jaringan. Mereka dapat memanfaatkan konektivitas nirkabel untuk mengakses dan mengelola jaringan dengan cepat dan efisien, memungkinkan

Teknologi Wireless Communication tidak digunakan secara langsung dalam pengaplikasian Optical Communication Design, karena Optical Communication Design lebih berfokus pada pengiriman data melalui serat optik. Namun, ada beberapa cara di mana Wireless Communication dapat berperan dalam mendukung atau melengkapi desain komunikasi optik. Berikut adalah beberapa contoh:

  1. Wireless Backhaul: Dalam jaringan komunikasi optik, serat optik digunakan sebagai media utama untuk mentransmisikan data dengan kecepatan dan kapasitas yang tinggi. Namun, untuk menghubungkan lokasi-lokasi jauh atau terpencil dengan jaringan serat optik, teknologi Wireless Communication dapat digunakan sebagai backhaul (penghubung belakang) nirkabel. Ini memungkinkan pengiriman data antara pusat data atau stasiun basis dengan infrastruktur serat optik utama melalui koneksi nirkabel yang lebih fleksibel. Backhaul nirkabel saat ini menjadi lebih umum daripada sistem kabel kabel, karena ada lebih banyak aplikasi dan lebih sedikit batasan pada teknologi di baliknya. Pusat data sekarang dapat dengan andal menggunakan backhaul nirkabel untuk terhubung dengan kantor jarak jauh.
  2. Wireless Last Mile Connectivity: Desain komunikasi optik seringkali memanfaatkan serat optik sebagai media transmisi yang cepat dan stabil hingga titik distribusi terdekat. Namun, untuk menghubungkan pengguna akhir atau pelanggan dengan jaringan optik, teknologi Wireless Communication dapat digunakan sebagai solusi konektivitas "last mile". Misalnya, jaringan akses nirkabel seperti Wi-Fi atau teknologi seluler dapat digunakan untuk menghubungkan perangkat pengguna akhir ke jaringan optik melalui koneksi nirkabel.
  3. Wireless Sensor Networks: Dalam beberapa aplikasi Optical Communication Design, Wireless Communication dapat digunakan dalam pengaturan sensor nirkabel yang berhubungan dengan infrastruktur optik. Misalnya, sensor nirkabel dapat ditempatkan di sepanjang serat optik untuk memonitor kondisi jaringan, seperti kelembaban, suhu, atau getaran. Sensor ini dapat menggunakan teknologi Wireless Communication seperti Bluetooth dan Zigbee untuk mengirimkan data sensor ke stasiun pemantauan atau pengelola jaringan.

Meskipun Optical Communication Design dan Wireless Communication adalah dua bidang yang terpisah, kombinasi penggunaan keduanya dapat membantu dalam mendukung konektivitas, pemantauan, dan pengelolaan jaringan yang efisien dan fleksibel.

 

 

Last modified: Friday, 11 August 2023, 3:40 PM