A. Internet of Things (IoT)
IoT merupakan sistem yang menggunakan perangkat komputasi, mekanis, dan mesin digital dalam satu keterhubungan (interrelated connection) untuk menjalankan fungsinya melalui komunikasi data pada jaringan internet tanpa memerlukan interaksi antar manusia atau interaksi manusia dan komputer. Sistem IoT mengintegrasikan empat komponen, yaitu: perangkat sensor, konektivitas, pemrosesan data, dan antarmuka pengguna. Contoh aplikasi IoT di Indonesia: Gowes (IoT untuk bike sharing), eFishery (IoT pemberi pakan ikan otomatis), Qlue (IoT untuk smart city), dan Hara (IoT untuk pangan dan pertanian).
IoT memiliki hubungan yang erat dengan istilah machine-to-machine atau M2M. Seluruh alat yang memiliki kemampuan komunikasi M2M ini sering disebut dengan perangkat cerdas atau smart devices. Perangkat cerdas ini diharapkan dapat membantu kerja manusia dalam menyelesaikan berbagai urusan atau tugas yang ada.
B. Cara Kerja IoT
Seperti namanya, Internet of Things bergantung pada Internet sebagai konektivitas antara sensor atau perangkat yang akan saling berkomunikasi di cloud. Data dari sensor yang dikirim ke cloud akan diproses oleh software yang akan menentukan action selanjutnya. Action ini bisa berbentuk pengiriman alert, penyesuaian jadwal, penutupan akses pada alat, atau lainnya.
Solusi IoT dapat dikontrol oleh user lewat dashboard dari komputer, laptop, atau mobile device lainnya. User atau pegawai yang sudah diberikan izin dapat mengatur dan mengubah action dan rules sesuai kebutuhan perusahaan. Perubahan ini akan dikirim lagi ke cloud lalu sensor yang berkaitan akan segera ter-update.
C. Komponen Pembentuk IoT
Teknologi seperti Artificial Intelligence, Machine Learning, dan Computer Vision bisa ditambahkan ke sistem IoT. Namun pada bentuk yang paling sederhana, inilah 4 elemen utama yang membentuk sebuah sistem IoT:
1. Sensor atau Device
Solusi IoT memiliki berbagai bentuk. Terkadang sebuah device memiliki lebih dari 1 sensor. Contohnya, solusi RFID untuk monitoring bahan material di Industri, atau sensor Si7021 pengukur suhu dan kelembapan.Sesuai dengan kegunaan masing-masing, sensor-sensor ini bertugas mengumpulkan data setiap saat, sesuai interval waktu yang ditentukan. Karena sensor mengumpulkan data berukuran kecil, baterai pada device bisa lebih tahan lama, seperti sensor NB-IoT bisa bertahan selama 10 tahun tanpa ganti baterai.
2. Konektivitas
Tanpa konektivitas, data pada device tidak akan sampai ke sistem. Sarana komunikasi device dengan sistem IoT bisa beragam. Koneksi selular, satelit, WiFi, bluetooth, low power wide area network (LPWAN), dan lainnya.Pemilihan konektivitas selalu disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Untuk industri yang menggunakan banyak device kecil di area yang luas seperti pada pertanian dan penyaluran listrik, LPWAN adalah jenis konektivitas tepat. Sedangkan untuk industri finansial yang memerlukan keamanan tinggi, SD-WAN dan Managed Service Connectivity.
3. Data Processing
Saat data dari sensor masuk ke cloud, processing pun dimulai. Karena data selalu datang dan selalu diperbaharui, software bisa melihat perkembangan aset secara real-time dan memastikan aktivitas aset sesuai rule/parameter yang telah ditentukan.Prosesnya bisa sederhana seperti memastikan tanggal maintenance truk pengiriman di solusi FleetSight. Bisa juga kompleks seperti mengidentifikasi penggunaan masker atau Alat Pelindung Diri (APD) di ruang publik lewat gambar dari kamera security berteknologi Computer Vision. Proses ini terjadi sangat cepat dan segera mengaktifkan action instan seperti memberi notifikasi pada manajer armada tentang kebutuhan maintenance sebuah truk atau menotifikasi petugas keamanan tentang orang yang tidak mengenakan APD di area yang telah ditentukan.
4. Dashboard atau User Interface
Dashboard adalah tempat data ditampilkan agar user dapat mengamati aktivitas real-time yang terjadi pada seluruh device dalam perusahaan. Di sini user juga dapat mengubah pengaturan, rules, dan action yang dilakukan oleh sistem IoT. Data yang diambil oleh sensor secara real time dapat ditampilkan dalam Dashboard sehingga user dapat memantau secara langsung menggunakan komputer maupun gadget yang terhubung dengan jaringan internet.
IoT menggunakan komputasi berbiaya rendah, cloud, big data, analitik, teknologi seluler, serta hal-hal fisik yang dapat berbagi dan mengumpulkan data dengan minim intervensi manusia. Teknologi sensor mampu memantau dan merekam interaksi yang terjadi di lingkungan. Kemudian sistem digital membuat data tersebut menjadi data digital yang dapat dikirim ke cloud. Sehingga dunia fisik bertemu dengan dunia digital, dan terjalin kerjasama disebut DIGITAL TWIN. Digital Twin dipahami sebagai representasi digital dari kembaran fisik, yang mewakili objek, proses fisik, atau fasilitas lain di ruang virtual.
Digital twin pada dasarnya merupakan model virtual dari aset fisik sebuah mesin, yakni sebuah model komputer. Digital twin dapat membantu manusia mengumpulkan informasi berbasis data, dan membuat prediksi yang akurat guna melakukan pengambilan keputusan yang berpengaruh pada produktivitas perusahaan.
Digital twin akan menggunakan data yang disediakan oleh sensor untuk memahami keadaan sekitar, merespon setiap adanya perubahan, meningkatkan operasi, dan menambah nilai. Dengan munculnya Internet of Things, digital twin dapat mengumpulkan data tentang kondisi fisik dari peralatan atau perangkat secara terus menerus dengan menggunakan sensor yang terpasang. Segala hal, dimulai dari proses manufaktur bahkan sampai program untuk pengaturan eksternal, dapat dimasukkan ke dalam digital twin. Jadi, sistem kerja dari digital twin ialah mengandalkan data yang disediakan sensor untuk untuk merespon sebuah perubahan, memahami keadaan, dan meningkatkan kerja
Industiral IoT merupakan perluasan dan penggunaan internet of things (IoT) di sektor industri dan aplikasi. Dengan fokus yang kuat pada komunikasi mesin-ke-mesin (M2M), data besar, dan pembelajaran mesin, IIoT memungkinkan industri dan perusahaan untuk memiliki efisiensi dan keandalan yang lebih baik dalam operasi mereka. IIoT mencakup aplikasi industri, termasuk robotika, perangkat medis, dan proses produksi yang ditentukan perangkat lunak. Industrial IoT menggunakan jaringan sensor untuk mengumpulkan data produksi penting dan menggunakan perangkat lunak cloud. Data tersebut kemudian diubah menjadi informasi penting seputar efisiensi operasi manufaktur.
E. Adopsi IIoT di Manufaktur
1. Pengurangan biaya
Manajemen aset dan inventaris yang dioptimalkan (biaya penyimpanan inventaris dan waktu pencarian yang lebih rendah), waktu henti mesin yang berkurang, operasi yang lebih gesit, dan penggunaan energi yang lebih efisien, dan perusahaan mengurangi biaya.
2. Waktu siklus menjadi lebih singkat
Operasi manufaktur dan rantai pasokan yang lebih cepat dan lebih efisien memungkinkan pengurangan waktu siklus produk. Harley-Davidson, memanfaatkan IoT untuk mengkonfigurasi ulang fasilitas manufaktur York, PA dan berhasil mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi sepeda motor dari 21 hari menjadi 6 jam.
3. Penyesuaian proses bisnis
Proses kustomisasi massal membutuhkan peningkatan dramatis dalam variasi Unit Penyimpanan Stok (Stock Keeping Unit atau SKU) yang diproduksi, yang menyebabkan inventaris meningkat dan menjadi lebih beragam. Operasi manufaktur juga menjadi lebih kompleks produksi 20 item SKU X dapat segera diikuti oleh produksi 10 item SKU Y. IIoT memfasilitasi kustomisasi massal dengan menjadi sumber data real-time yang diperlukan untuk prediksi kebijakan, penjadwalan.
4. Keamanan yang meningkat
IIoT membantu memastikan tempat kerja yang lebih aman. Dipasangkan dengan perangkat yang dapat dikenakan, IIoT memungkinkan pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan aktivitas berisiko yang dapat menyebabkan cedera. Seiring dengan memastikan keselamatan pekerja, IIoT menangani masalah keselamatan di lingkungan yang berpotensi berbahaya. Misalnya, di industri minyak dan gas, IIoT diterapkan untuk memantau kebocoran gas saat mengalir melalui jaringan pipa.