Skip to main content

5. Maintenance.html

MAINTENANCE

A. Definisi

Maintenance (pemeliharaan) adalah aktivitas perawatan pada peralatan yang digunakan untuk proses produksi pada perusahaan dan industri manufaktur agar peralatan dapat tetap berfungsi dengan baik. Pemeliharaan artinya menjaga, merawat, serta mengontrol peralatan produksi secara berkala untuk mengontrol dan memeriksa keadaan mesin. Maintenance dalam perusahaan industri dilakukan dengan tujuan menjaga aset pabrik dan perusahaan tetap dalam kondisi baik sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan melakukan perbaikan mesin.

B. Jenis-jenis kegiatan maintenance

Ada beberapa jenis kegiatan maintenance menurut Hippo CMMS yang biasa dilakukan di dunia industri, penjelasan lengkapnya sebagai berikut.

1. Preventive Maintenance

Preventive maintenance atau pemeliharaan preventif adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan pada aset perusahaan. Pemeliharaan preventive ini nanti masuk pada rencana pemeliharaan perusahaan. Karena pemeliharaan ini dilakukan secara berkala dengan perencanaan yang sudah dijadwalkan oleh perusahaan. Jadwal waktu untuk melakukan preventive maintenance ini nantinya disesuaikan dengan waktu pemakaian mesin. Kegiatan maintenance ini akan dapat berupa pengecekan untuk mengetahui kondisi mesin dan aset yang digunakan. Pada umumnya, kegiatan preventive maintenance berupa perawatan ringan seperti pemeriksaan berkala untuk fungsi mesin, pembersihan, pelumasan, pengencangan baut dan juga pemeriksaan performa mesin.

2. Corrective Maintenance

Corrective maintenance atau pemeliharaan korektif merupakan perawatan yang dilakukan pada sistem informasi. Perawatan ini perlu Anda lakukan ketika terjadi bug dalam sistem informasi yang Anda gunakan. Bug merupakan kesalahan pada perangkat lunak yang membuat sistem informasi tidak dapat berjalan dengan baik. Bug ini berbeda dengan virus, bug biasanya terjadi karena faktor kesalahan manusia, bisa dari developer atau yang lainnya. Jika sistem informasi Anda terdeteksi terjadi bug, maka Anda perlu segera melakukan maintenance.

3. Predictive Maintenance

Predictive maintenance atau pemeliharaan prediktif merupakan jenis perawatan yang dilakukan dengan cara mengganti suku cadang berdasarkan hasil prediksi dengan menggunakan sebuah alat khusus. Predictive maintenance ini berfokus pada teknik yang digunakan dalam menentukan waktu yang tepat sebagai jadwal kapan maintenance harus dilakukan. Karena predictive maintenance ini menggunakan metode prediksi, jadi tujuan utama dari pemeliharaan prediktif ini adalah melakukan prediksi dengan berbagai metode yang dapat digunakan. Predictive maintenance memprediksi kapan sebuah mesin atau peralatan akan mengalami kerusakan, sehingga kegiatan pemeliharaan akan dilakukan dalam waktu yang tepat berdasarkan prediksi tersebut. Ini dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin dapat terjadi lebih dahulu sebelum diganti dan akan lebih sulit dikendalikan serta dapat mengganggu jalannya proses produksi.

4. Breakdown Maintenance

Breakdown maintenance atau pemeliharaan kerusakan merupakan perawatan yang dilakukan saat sudah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja yang dapat membuat mesin tidak dapat beroperasi. Terkadang, breakdown maintenance juga disebut dengan reactive maintenance atau detective maintenance karena fokus yang hampir sama yaitu melakukan perawatan saat sudah terjadi kerusakan. Mesin yang tidak dapat beroperasi secara normal akan mengganggu dan menghambat proses produksi yang akan menurunkan produktivitas perusahaan. Sehingga alangkah baiknya, breakdown maintenance ini dihindari untuk dilakukan pada mesin dan peralatan kerja yang memiliki peran vital dalam proses produksi. Breakdown maintenance dapat diterapkan pada peralatan kerja yang ringan yang kemungkinan tidak akan mengganggu jalannya proses produksi. Selain itu, breakdown maintenance dapat menghabiskan biaya perawatan yang tidak sedikit dan perusahaan dapat mengalami kerugian karena berhentinya operasional mesin untuk melakukan produksi.

5. Schedule Maintenance

Scheduled maintenance atau pemeliharaan terjadwal adalah metode perawatan yang dilakukan dengan sistem penjadwalan oleh seseorang yang kompeten dalam memastikan aset dapat beroperasi dengan lancar. Scheduled maintenance juga kadang disebut sebagai Routine Maintenance (Pemeliharaan Rutin) atau Planned Maintenance (Pemeliharaan Terencana) saat jadwal pemeliharaan sudah direncanakan sebelumnya. Metode maintenance ini cukup efektif karena dengan perawatan yang sudah terjadwal dan terencana akan mencegah terjadinya kerusakan yang tidak terduga dan dapat mengetahui kondisi mesin dan aset tetap memiliki performa yang baik.

6. Reliability-Centered Maintenance/RCM

RCM atau pemeliharaan keandalan ini mirip dengan metode preventive maintenance. RCM bertujuan untuk menghindari atau mencegah kerusakan dengan melakukan analisis tindakan yang sebaiknya dilakukan dalam melakukan perawatan. RCM mengembangkan strategi perawatan dengan lebih khusus yang memperhatikan kebutuhan sebuah peralatan tertentu. Sehingga perawatan akan disesuaikan dengan karakteristik peralatan kerja. Seperti misalnya melakukan analisis aset mengenai potensi penyebab kegagalan atau kerusakan mesin. Hal ini akan memberikan pemeliharaan yang berbeda pada peralatan meskipun dengan fasilitas yang sama.

Metode RCM ini akan membantu Anda dapat mengalokasikan sumber daya menjadi lebih efisien. Supaya metode ini efektif, Anda perlu memiliki informasi lebih banyak mengenai aset. Hal tersebut menjadi langkah untuk dapat melakukan perawatan secara efektif menggunakan Reliability-Centered Maintenance ini. Kita dapat menggunakan software computerized maintenance management system (CMSS) untuk mendapatkan informasi dan menganalisis data peralatan dan dapat melacak jenis peralatan mana yang akan dilakukan perawatan.

7. Adaptive Maintenance

Adaptive maintenance atau pemeliharaan adaptif adalah perawatan yang berkaitan dengan peningkatan sistem perangkat lunak yang digunakan untuk memantau korosi dan menyesuaikan parameter yang akan dikenali. Perangkat lunak ini akan mengenali sifat-sifat dari penyebab korosi. Seringnya, perangkat lunak yang akan mengatur sendiri dan memantau perubahan yang ada di lingkungan eksternalnya. Lingkungan eksternal ini mengacu pada kondisi yang dapat mempengaruhi korosi, seperti kelembaban, bahan kimia, dll. Dalam sebuah pemeliharaan adaptif, semakin baik perangkat lunak dalam membaca properti tersebut, maka akan semakin optimal tingkat pencegahan korosi dalam aplikasi tertentu.




C. Contoh Kegiatan Maintenance di Industri Manufaktur

1. Checking (kegiatan pemeriksaan) Aktivitas pengecekan aset, mesin dan peralatan kerja termasuk kegiatan maintenance dalam sebuah perusahaan manufaktur. Pengecekan ini biasanya dilakukan untuk memeriksa apakah aset dan mesin dapat melakukan kerja secara optimal.

2. Lubrication (kegiatan pelumasan) Pelumasan merupakan rangkaian kegiatan maintenance dalam memelihara mesin di mana pelumas ditampung, disedot, disaring, dan kemudian didistribusikan secara menyeluruh ke setiap bagian mesin. Tujuan dari pelumasan ini adalah untuk mengurangi gesekan dan mencegah terjadinya keausan pada mesin, sehingga mesin dapat bekerja secara maksimal.

3. Repairing (perbaikan) Kegiatan perbaikan merupakan kegiatan pemeliharaan berupa perbaikan saat terjadi kerusakan pada mesin, aset dan peralatan lainnya supaya dapat kembali beroperasi dan menjalankan fungsinya secara optimal. Berbeda dengan kegiatan pemeriksaan dan pelumasan yang dapat dilakukan dengan sederhana, perbaikan ini biasanya tak terduga. Sehingga, baik bagi perusahaan untuk dapat melakukan perawatan pada aset agar kegiatan perbaikan dapat dicegah dan tidak merugikan perusahaan.

4. Spare Parts Replacement Penggantian suku cadang merupakan kegiatan maintenance yang perlu diperhatikan, hal ini karena sebuah mesin memiliki waktu batas dalam beroperasi. Waktu untuk mengganti suku cadang ini biasanya sesuai dengan rekomendasi dari tempat diproduksinya mesin. Dengan mengganti suku cadang sesuai dengan rekomendasi yang diberikan akan dapat mencegah biaya pemeliharaan yang tinggi.

D. Tujuan dan Manfaat Melakukan Maintenance

Beberapa tujuan melakukan maintenance secara umum di antaranya adalah menjaga aset perusahaan untuk tetap dapat bekerja dengan baik yang dapat meningkatkan performa aset dan memperpanjang usia aset perusahaan. Selain itu, kegiatan maintenance juga biasanya bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan sehingga dapat mengurangi biaya perbaikan dan mencegah terjadinya waktu henti mendadak karena kerusakan pada mesin. Perusahaan yang memiliki sistem yang baik dalam melakukan maintenance juga akan menuai banyak manfaat, dengan melakukan pemeliharaan aset ini akan dapat meningkatkan performa perusahaan. Kerusakan yang dapat dicegah melalui kegiatan maintenance juga dapat berpengaruh pada produktivitas perusahaan, dan menekan angka kerugian bagi perusahaan.

 

Last modified: Monday, 7 August 2023, 10:12 AM