Skip to main content

6. Sub Assembly

ASSEMBLY

Assembly adalah proses menggabungkan beberapa komponen atau bagian menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam konteks rekayasa dan manufaktur, assembly merujuk pada langkah-langkah yang dilakukan untuk menyatukan komponen-komponen yang berbeda menjadi produk jadi atau sistem yang berfungsi.

Dalam proses assembly, komponen-komponen tersebut dapat berupa bagian mekanis, elektronik, atau kombinasi keduanya. Proses ini melibatkan langkah-langkah seperti pemasangan, penyambungan, perakitan, dan pengencangan komponen-komponen dengan menggunakan alat atau teknik yang sesuai.

Selain itu, assembly juga melibatkan pemilihan bahan pengikat seperti perekat, sekrup, baut, solder, atau metode pengikatan lainnya untuk memastikan kekokohan dan kestabilan struktur produk jadi. Proses ini juga dapat melibatkan pengujian dan penyesuaian untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan spesifikasi yang ditetapkan.

Assembly merupakan langkah penting dalam siklus produksi, di mana komponen-komponen yang sebelumnya diproduksi atau diperoleh secara terpisah dikombinasikan menjadi satu entitas yang lengkap dan berfungsi. Dalam industri manufaktur, proses assembly sering melibatkan perakitan berulang atau massal dengan menggunakan metode dan alat yang efisien untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk.

A.    Fungsi

Assembly drawing memiliki beberapa fungsi penting dalam proses rekayasa dan manufaktur, antara lain:

a.      Panduan perakitan

Fungsi utama dari assembly drawing adalah memberikan panduan yang jelas dan terperinci tentang bagaimana komponen-komponen yang berbeda harus disusun dan dihubungkan untuk membentuk produk atau sistem yang utuh. Gambar ini menunjukkan urutan langkah-langkah perakitan, posisi relatif setiap komponen, dan metode pengikatan yang digunakan. Assembly drawing membantu operator atau teknisi dalam memahami tata letak dan perakitan komponen-komponen secara akurat dan efisien.

b.      Identifikasi komponen

Assembly drawing juga berfungsi sebagai alat identifikasi komponen. Setiap komponen diidentifikasi dengan nomor, simbol, atau label yang sesuai dalam gambar. Ini memudahkan dalam pengenalan dan pemilihan komponen yang benar saat perakitan dilakukan. Identifikasi yang jelas juga membantu menghindari kesalahan dalam pemilihan komponen yang serupa tetapi tidak sesuai.

c.       Koordinasi antar tim

Assembly drawing memungkinkan kolaborasi yang efektif antara tim rekayasa, manufaktur, dan pemeliharaan. Gambar ini menjadi bahasa yang umum bagi semua tim terkait, memastikan pemahaman yang sama tentang perakitan produk. Tim dapat berkomunikasi dengan jelas dan memecahkan masalah terkait perakitan melalui referensi pada assembly drawing.

d.      Pengendalian kualitas

Assembly drawing juga digunakan dalam pengendalian kualitas. Gambar ini menjadi acuan untuk memeriksa kualitas perakitan. Operator dapat membandingkan hasil perakitan dengan gambar untuk memastikan bahwa komponen telah diposisikan dengan benar, pengikatan telah dilakukan dengan baik, dan spesifikasi kualitas telah terpenuhi. Jika terdapat perbedaan atau ketidaksesuaian, perbaikan atau koreksi dapat dilakukan berdasarkan acuan pada assembly drawing.

e.       Dokumentasi dan referensi

Assembly drawing berfungsi sebagai dokumentasi yang penting dalam siklus hidup produk. Gambar ini dicatat dan disimpan sebagai referensi yang dapat digunakan untuk pemeliharaan, perbaikan, atau modifikasi produk di masa mendatang. Assembly drawing juga membantu dalam mengembangkan dokumentasi teknis yang komprehensif, termasuk manual perakitan, manual pemeliharaan, atau panduan pengguna untuk produk tersebut.

 

Dengan fungsi-fungsi tersebut, assembly drawing menjadi instrumen penting dalam mengelola perakitan produk yang kompleks, memastikan kualitas, dan memfasilitasi kolaborasi antar tim dalam lingkungan rekayasa dan manufaktur.

 

B.     Tujuan

Tujuan utama dari assembly drawing adalah memberikan panduan yang jelas dan terperinci tentang perakitan komponen-komponen untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:

a.      Perakitan yang akurat

Assembly drawing bertujuan untuk memastikan bahwa perakitan komponen dilakukan dengan akurat sesuai dengan desain yang diinginkan. Gambar ini memberikan petunjuk tentang urutan langkah-langkah perakitan, posisi relatif komponen, dan metode pengikatan yang harus digunakan. Tujuannya adalah untuk mencapai perakitan yang presisi dan benar sehingga produk akhir dapat berfungsi dengan baik.

 

b.      Efisiensi produksi

Assembly drawing bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dengan memberikan panduan yang jelas kepada operator atau teknisi. Gambar ini membantu dalam memahami tata letak dan perakitan komponen secara efisien, menghindari kesalahan, dan meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk perakitan. Dengan demikian, tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi.

 

c.       Keselamatan dan keamanan

Assembly drawing juga bertujuan untuk menjaga keselamatan dan keamanan dalam proses perakitan. Gambar ini dapat mencakup informasi tentang penggunaan peralatan pelindung pribadi, prosedur penanganan bahan berbahaya, atau instruksi keselamatan lainnya yang relevan. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko cedera atau kecelakaan saat melakukan perakitan.

 

d.      Komunikasi yang efektif

Assembly drawing bertujuan untuk menjadi bahasa yang umum bagi tim rekayasa, manufaktur, dan pemeliharaan. Gambar ini memungkinkan kolaborasi yang efektif dan komunikasi yang jelas antara tim-tim yang terlibat dalam proses perakitan. Tujuannya adalah untuk memastikan pemahaman yang sama tentang perakitan produk dan mencegah kesalahpahaman yang dapat mempengaruhi kualitas atau keamanan produk.

 

e.       Dokumentasi dan referensi

Assembly drawing juga bertujuan sebagai dokumen penting dalam siklus hidup produk. Gambar ini disimpan sebagai referensi untuk pemeliharaan, perbaikan, atau modifikasi produk di masa mendatang. Tujuannya adalah untuk memudahkan identifikasi komponen, pemecahan masalah, atau perubahan yang mungkin diperlukan dalam perakitan produk.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, assembly drawing membantu memastikan perakitan yang akurat, efisien, aman, dan berkualitas tinggi dalam proses rekayasa dan manufaktur.

 

C.    Contoh gambar Assembly

a.      Sub-Assembly Kicker

Gambar di atas menunjukkan sub-assembly dari MPS-Distributing Station yang disebut sebagai Kicker. MPS-Distributing Station merupakan simulasi dari Modular Production System yang dirancang untuk menggambarkan salah satu konsep dasar dalam industri 4.0. Di bawah ini adalah gambar full assembly dari MPS-Distributing Station.

 

b.      Full Assembly MPS-Distributing Station

Terdapat penunjuk panah yang menunjukkan posisi sub-assembly kicker dalam gambar keseluruhan dari MPS-Distributing Station. Gambar keseluruhan tersebut merupakan gambar full assembly dari MPS-Distributing Station yang telah lengkap dan siap untuk diproduksi.

 

D.    Cara Membuat Assembly dengan Solidworks

a.      Buka aplikasi Solidwork

 


 

b.      Tampilan awal template assembly

 

c.       Insert component

Bagian/assembly yang harus diinsertkan, berisi daftar part yang dapat diinsertkan. Awalnya, kolom ini akan kosong jika tidak ada part/assembly yang terbuka. Namun, ketika ada file part/assembly yang terbuka, daftar part tersebut akan muncul secara otomatis dalam kolom tersebut. Jika komponen yang diinginkan tidak terdaftar dalam kolom tersebut, Anda dapat melakukan pencarian di file lokasi di komputer Anda dengan memilih opsi "Browse" dalam menu. Dalam gambar di bawah, terlihat ada file assembly yang terbuka, sehingga secara otomatis muncul dalam kolom tersebut.

d.      Tambah Part

 

e.       Hubungkan menggunakan Mate

E.     Cara Membuat gambar kerja Assembly dengan Solidworks

a.      Buat exploded view


 

b.      Buka drawing, pilih ukuran kertas gambar

c.       Buat etiket

d.      Masukan part dan lengkapi dengan BOM (bill of material) table

Last modified: Tuesday, 8 August 2023, 10:04 AM