Skip to main content

9. Gambar Potongan

GAMBAR POTONGAN

Hasil gambar untuk penjelasan mengenai potongan

Gambar potongan (sectional drawing) adalah jenis gambar teknik yang menggambarkan potongan melintang atau potongan melintang dari objek atau bagian suatu objek. Tujuan dari gambar potongan adalah untuk memberikan informasi detail tentang bagian internal atau struktur objek yang tidak terlihat pada gambar proyeksi utama.

Dalam gambar potongan, objek biasanya dipotong secara vertikal atau horizontal, dan bagian yang dipotong dihilangkan untuk mengungkapkan detail internal. Garis potongan digunakan untuk menunjukkan tempat pemotongan, dan garis-garis penampang atau garis potong diapit oleh tanda panah menunjukkan arah pandangan atau penampang potongan.

Gambar potongan sering digunakan dalam industri manufaktur, arsitektur, dan rekayasa untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagian internal suatu objek, seperti mesin, gedung, atau produk lainnya. Ini membantu insinyur, arsitek, dan pihak terkait untuk memahami bagaimana komponen berinteraksi, mengidentifikasi masalah potensial, dan merancang solusi yang tepat.

Selain itu, gambar potongan juga dapat mencakup simbol dan anotasi tambahan untuk menyediakan informasi lebih lanjut, seperti dimensi, material, toleransi, dan lain-lain. Hal ini membantu dalam pembuatan, perakitan, dan pemeliharaan objek atau produk yang direpresentasikan dalam gambar potongan.

Dalam praktiknya, gambar potongan biasanya disertakan bersama dengan gambar proyeksi utama, seperti gambar proyeksi ortografis atau gambar proyeksi isometrik, untuk memberikan pandangan yang lengkap dan komprehensif tentang objek yang digambarkan.

A.    Fungsi

Gambar potongan memiliki beberapa fungsi penting dalam bidang teknik dan desain. Berikut adalah beberapa fungsi utama gambar potongan:

 

a.      Menyediakan Informasi Internal

Gambar potongan memberikan informasi detail tentang bagian internal suatu objek yang tidak terlihat pada gambar proyeksi utama. Dengan melihat potongan melintang, kita dapat melihat dan memahami bagaimana komponen-komponen objek saling berhubungan, bagaimana mereka diposisikan, dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain. Informasi ini penting untuk merancang, memproduksi, dan merakit objek dengan akurasi dan keandalan yang tepat.

 

b.      Memperjelas Desain dan Konstruksi

Gambar potongan membantu memperjelas desain dan konstruksi objek. Dengan melihat potongan melintang, kita dapat melihat detail internal yang mungkin rumit atau kompleks. Ini membantu dalam memahami struktur objek, posisi komponen, pemisahan bagian, dan cara mereka terhubung satu sama lain. Hal ini memungkinkan insinyur, desainer, dan pihak terkait untuk mengidentifikasi masalah potensial, memperbaiki desain yang tidak akurat, dan memastikan bahwa objek direalisasikan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

 

c.       Memfasilitasi Perakitan dan Perbaikan

Gambar potongan juga sangat berguna dalam proses perakitan dan perbaikan objek. Dengan memahami potongan melintang, operator atau teknisi dapat dengan mudah memahami cara merakit komponen, menghubungkan bagian-bagian, dan memperbaiki kerusakan atau masalah. Gambar potongan memberikan panduan yang jelas tentang urutan perakitan, pemosisian komponen, dan cara kerja sistem secara keseluruhan.

 

d.      Meningkatkan Komunikasi dan Kolaborasi

Gambar potongan adalah alat komunikasi yang efektif antara tim desain, insinyur, produsen, dan pihak terkait lainnya. Gambar potongan memberikan representasi visual yang jelas dan terperinci tentang objek yang digambarkan, sehingga memungkinkan berbagai pihak untuk berkolaborasi, berbagi informasi, dan memahami persyaratan proyek dengan lebih baik. Hal ini mengurangi potensi kesalahpahaman, mempercepat aliran kerja, dan memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang serupa tentang objek yang direncanakan.

 

Secara keseluruhan, gambar potongan memainkan peran penting dalam merancang, memproduksi, merakit, dan memperbaiki objek. Mereka memberikan informasi detail yang diperlukan, meningkatkan efisiensi kerja, dan memastikan bahwa objek direalisasikan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

 

B.     Penyajian Potongan

a.      Penyajian Potongan

Secara umum, potongan melintang dibuat dengan menggunakan sumbu dasar, dan potongan tersebut disebut sebagai potongan utama. Namun, ada situasi di mana potongan melintang dapat dibuat di luar sumbu dasar. Dalam kedua kasus tersebut, bidang potongan harus ditandai dan arah pandangannya dinyatakan dengan menggunakan anak panah. Aturan-aturan yang berlaku pada gambar proyeksi juga berlaku pada gambar potongan tersebut.

b.      Letak potongan dan garis potong

Apabila posisi bidang potong sudah jelas terlihat dalam gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut. Namun, jika posisi bidang potong tidak jelas, maka harus dijelaskan dengan jelas dalam gambar. Pada gambar proyeksi, bidang potong dinyatakan dengan menggunakan garis potong. Garis potong ini dapat digambar dengan menggunakan garis sumbu yang ujung-ujungnya ditebalkan dan garis yang berubah arah harus ditebalkan pula. Pada ujung-ujung garis potong, diberikan tanda berupa huruf kapital dan anak panah yang menunjukkan arah pandangan.

C.    Cara-cara membuat potongan

a.      Potongan dalam satu bidang

Potongan dalam satu bidang mengacu pada jenis potongan yang hanya memotong atau memperlihatkan bagian objek dalam satu bidang saja. Dalam hal ini, potongan tersebut tidak menunjukkan bagian internal atau struktur objek yang terletak di luar bidang potongan tersebut.

 

Potongan dalam satu bidang sering digunakan ketika objek memiliki struktur yang relatif sederhana dan tidak memerlukan penjelasan detail dari bagian internalnya. Dalam gambar potongan ini, garis potong digunakan untuk menunjukkan lokasi potongan dan bagian di luar bidang potongan dihilangkan.

 

Penjelasan dan tanda-tanda yang berlaku pada gambar potongan tetap berlaku untuk potongan dalam satu bidang. Garis potong ditandai dengan menggunakan garis sumbu yang ujung-ujungnya ditebalkan dan garis yang berubah arah juga ditebalkan. Pada ujung garis potong, diberi tanda berupa huruf kapital dan anak panah yang menunjukkan arah pandangan.

 

Dengan menggunakan potongan dalam satu bidang, kita dapat dengan jelas melihat dan memahami bagian objek yang ada dalam bidang potongan tersebut. Namun, kita harus memperhatikan bahwa potongan dalam satu bidang mungkin tidak memberikan informasi lengkap tentang objek secara keseluruhan, terutama jika objek memiliki kompleksitas dan struktur internal yang rumit.

                                                              i.      Potongan melalui garis sumbu dasar

Tidak perlu memberikan penjelasan tambahan mengenai garis potong dan tanda-tandanya jika bidang potongan melewati garis sumbu dasar.

                                                            ii.      Potongan dengan garis bidang potong

Apabila potongan tidak melewati garis sumbu dasar, diperlukan penjelasan mengenai posisi bidang potong pada garis potongnya.

b.      Potongan dalam lebih dari satu bidang

Potongan dalam lebih dari satu bidang mengacu pada jenis potongan yang memotong atau memperlihatkan bagian objek dalam lebih dari satu bidang. Dalam potongan semacam ini, objek diwakili dengan serangkaian potongan yang saling terhubung untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang struktur internal objek tersebut.

 

Potongan dalam lebih dari satu bidang digunakan ketika objek memiliki struktur yang kompleks dan memerlukan penjelasan detail dari berbagai bidang yang saling berhubungan. Dalam gambar potongan ini, garis potong digunakan untuk menunjukkan lokasi potongan dan bagian di luar bidang potongan dihilangkan.

 

Setiap bidang potongan diberi nomor atau huruf unik untuk mengidentifikasinya. Garis potong pada setiap bidang ditandai dengan menggunakan garis sumbu yang ujung-ujungnya ditebalkan dan garis yang berubah arah juga ditebalkan. Pada ujung garis potong, diberi tanda berupa huruf kapital atau nomor untuk menunjukkan identifikasi bidang potongan.

 

Dengan menggunakan potongan dalam lebih dari satu bidang, kita dapat secara rinci melihat dan memahami bagian internal objek dalam berbagai arah pandang. Potongan ini memberikan informasi yang lebih komprehensif tentang hubungan antarbagian dan kompleksitas objek secara keseluruhan.

 

Penting untuk memberikan penjelasan yang jelas dan tanda-tanda yang tepat pada gambar potongan dalam lebih dari satu bidang untuk memastikan pemahaman yang akurat dan konsisten antara pembaca gambar. Hal ini memungkinkan para insinyur, desainer, dan pihak terkait lainnya untuk memahami dengan jelas bagaimana objek tersebut terstruktur dan berinteraksi dalam berbagai dimensi dan pandangan.

                                                              i.      Potongan meloncat

Untuk mengurangi kompleksitas gambar dan menghemat waktu, potongan-potongan yang sejajar dalam beberapa bidang dapat digabungkan atau digambarkan secara bersamaan.

 

                                                            ii.      Potongan oleh dua bidang berpotongan

Bagian-bagian simetris dapat digambarkan dalam dua bidang potong yang saling memotong. Salah satu bidang potong dianggap sebagai potongan utama, sedangkan bidang potong lainnya disusun dalam sudut terhadap bidang utama. Proyeksi pada bidang kedua ini diselesaikan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku, kemudian diputar hingga bersesuaian dengan bidang proyeksi pertama.

 

                                                          iii.      Potongan pada bidang berdampingan

Untuk membuat potongan pada benda berbentuk pipa, dapat dilakukan dengan menggunakan bidang-bidang yang berdampingan melalui garis sumbu pipa tersebut.

 

c.       Potongan Separuh

Setengah dari bagian simetris dapat digambarkan sebagai gambar potongan, sementara setengahnya lagi dapat digambarkan sebagai pandangan. Dalam gambar tersebut, garis-garis yang bersembunyi tidak perlu digambar dengan garis gores lagi, karena keberadaan dan posisinya sudah jelas dalam gambar potongan.

d.      Potongan Setempat

Kadang-kadang diperlukan gambaran rinci dari bagian kecil dari suatu benda, yang sebagian tersembunyi, yang menunjukkan potongan lokal dan juga potongan penuh. Potongan lokal juga dilakukan pada bagian-bagian yang tidak boleh dipotong.

e.       Potongan yang diputar ditempat dan dipindahkan

Bagian-bagian khusus seperti ruji roda, tuas, peleg, rusuk penguat, dan sebagainya dapat digambarkan dalam penampang setempat atau setelah dipotong kemudian diputar dan dipindahkan ke lokasi yang lain. Terdapat sedikit perbedaan antara kedua jenis gambar tersebut, di mana yang pertama digambarkan dengan garis tipis sedangkan yang kedua menggunakan garis tebal.

 

f.       Susunan potongan-potongan berurutan

Potongan berurutan dapat disusun sesuai dengan gambar di bawah ini. Hal ini dilakukan untuk memberikan dimensi atau alasan lain yang diperlukan. Setiap potongan berada pada sumbu utama dan ditempatkan di bawah garis potongnya.

g.      Penampang-penampang tipis

Penampang tipis, seperti benda-benda yang terbuat dari plat, profil baja, atau karet, dapat digambarkan dengan menggunakan garis tebal atau dengan mengisi seluruhnya dengan warna hitam. Jika bagian-bagian tersebut berada berdampingan dan saling berbatasan, batas antara bagian tersebut akan dibiarkan putih.

 

h.      Bagian benda atau bendayang tidak boleh dipotong

Bagian-bagian benda seperti rusuk penguat, baut, sirip, paku keling, pasak, poros, dan sejenisnya tidak boleh dipotong dalam arah memanjang.

 

D.    Arsiran

Arsiran adalah teknik dalam gambar teknik atau gambar teknis yang menggunakan garis-garis paralel atau pola berulang untuk mengisi area tertentu dalam gambar. Arsiran digunakan untuk memberikan informasi tambahan tentang tekstur, material, atau kondisi permukaan pada objek yang digambarkan. Ini membantu dalam memahami sifat objek secara visual dan memberikan detail tambahan yang mungkin tidak terlihat dengan jelas dalam garis kontur atau gambar objek yang hanya diwarnai. Arsiran umumnya digunakan dalam gambar teknik, arsitektur, dan bidang-bidang lain di mana detail dan representasi akurat objek sangat penting.

a.      Fungsi

Arsiran memiliki beberapa fungsi dalam gambar teknik, antara lain:

 

                                                              i.      Menyampaikan Informasi Material

Arsiran digunakan untuk memberikan informasi tentang jenis material yang digunakan dalam objek yang digambarkan. Berbagai jenis arsiran digunakan untuk mewakili material seperti kayu, logam, beton, kaca, dan sebagainya.

 

                                                            ii.      Memperlihatkan Permukaan dan Tekstur

Arsiran digunakan untuk menggambarkan permukaan atau tekstur objek yang sulit diwakili oleh garis kontur saja. Dengan menggunakan pola arsiran yang sesuai, dapat diberikan indikasi tentang permukaan kasar, halus, berpori, atau lainnya.

 

                                                          iii.      Membedakan Bagian-Bagian

Dalam gambar teknik yang kompleks, arsiran digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang berbeda, misalnya untuk membedakan bagian yang harus dipotong, bagian yang harus dihindari, atau bagian yang harus dipasang.

 

                                                          iv.      Memberikan Keterangan Tambahan

Arsiran dapat digunakan untuk memberikan keterangan tambahan atau catatan pada gambar teknik, seperti arsiran yang digunakan untuk menandai dimensi, pemisahan komponen, atau penunjukan batas antara bagian yang terpisah.

 

                                                            v.      Meningkatkan Keterbacaan

Dengan menggunakan arsiran yang tepat, gambar teknik menjadi lebih jelas dan mudah dibaca. Arsiran membantu dalam memahami bentuk, proporsi, dan fitur-fitur objek yang digambarkan.

 

Dengan fungsi-fungsi di atas, arsiran merupakan elemen penting dalam gambar teknik yang membantu dalam mengkomunikasikan informasi secara visual dan memberikan representasi yang lebih lengkap tentang objek yang digambarkan.

 

b.      Aturan membuat arsiran

Berikut adalah beberapa aturan umum yang perlu diperhatikan saat membuat arsiran dalam gambar teknik:

                                                              i.      Konsistensi

Pastikan arsiran yang Anda buat konsisten dalam pola, arah, dan jarak antar garis. Ini akan membantu menciptakan tampilan yang jelas dan mudah dibaca. Garis arsir berupa garis kontinu tipis, miring 45 terhadap garis sumbu. Jarak antara garis arsiran harus disesuaikan dengan ukuran gambar yang sedang digunakan.

 

                                                            ii.      Jenis Arsiran yang Sesuai

Gunakan jenis arsiran yang sesuai untuk menggambarkan jenis material atau tekstur yang diinginkan. Misalnya, garis horizontal paralel untuk logam, garis vertikal paralel untuk kayu, dan sebagainya.

 

                                                          iii.      Ketebalan Garis

Atur ketebalan garis arsiran agar sesuai dengan skala gambar dan kejelasan yang diinginkan. Ketebalan garis yang terlalu tipis dapat sulit terlihat, sementara ketebalan yang terlalu tebal dapat mengaburkan detail lainnya.

 

                                                          iv.      Identifikasi Area yang Diharsir

Tentukan area yang akan diarsir dengan jelas, sehingga arsiran hanya diterapkan pada area yang dituju dan tidak terjadi kebingungan dengan bagian lain pada gambar. Penampang yang lebih besar dapat diarsir secara terbatas, yaitu hanya di sepanjang kelilingnya saja, tanpa mengisi seluruh area penampang. Potongan-potongan sejajar dari benda yang sama yang terdapat dalam potongan yang melompat harus diarsir dengan cara yang serupa, namun dapat juga digeser jika diperlukan.

 

                                                            v.      Jangan Gunakan Arsiran di Garis Potong

Hindari menerapkan arsiran pada garis potong dalam gambar potongan. Garis potong sebaiknya tetap bersih dan tidak diarsir untuk mempertahankan kejelasan potongan. Untuk bagian-bagian yang berdampingan dan memerlukan arsiran, penting untuk membedakan arah atau jarak antara garis-garis arsiran yang digunakan. Garis-garis arsiran dapat dihilangkan atau diperkecil untuk memberi ruang bagi penulisan huruf atau angka yang diperlukan pada gambar tersebut.

 

                                                          vi.      Perhatikan Konvensi dan Standar

Ikuti konvensi dan standar yang berlaku dalam gambar teknik yang Anda gunakan. Setiap industri atau proyek mungkin memiliki persyaratan khusus terkait jenis, pola, atau pengaturan arsiran.

 

                                                        vii.      Beri Keterangan Tambahan

Jika diperlukan, berikan keterangan tambahan pada gambar untuk menjelaskan jenis arsiran yang digunakan atau memberikan informasi lain yang relevan terkait arsiran.

 

Selalu pastikan untuk merujuk pada standar gambar teknik yang berlaku dan mengikuti petunjuk proyek spesifik jika ada, karena aturan dan praktik dapat bervariasi tergantung pada konteks dan persyaratan proyek tertentu.

 

c.       Cara membuat arsiran

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk membuat arsiran dalam gambar teknik:

 

                                                              i.      Tentukan Jenis Arsiran

Pertama, tentukan jenis arsiran yang ingin Anda gunakan untuk menggambarkan material atau tekstur yang sesuai. Misalnya, garis horizontal paralel untuk logam, garis vertikal paralel untuk kayu, atau pola berulang tertentu untuk batu bata.

 

                                                            ii.      Identifikasi Area yang Akan Diarsir

Tentukan area yang akan diarsir dalam gambar Anda. Ini bisa menjadi permukaan objek atau bagian-bagian tertentu yang memerlukan arsiran untuk memberikan informasi tambahan.

 

                                                          iii.      Tetapkan Pola dan Jarak Garis

Tentukan pola dan jarak antar garis arsiran yang konsisten. Ini akan mempengaruhi tampilan dan kejelasan arsiran Anda. Pastikan untuk mengacu pada standar gambar teknik yang berlaku atau petunjuk proyek jika ada.

 

                                                          iv.      Gunakan Alat Bantu Jika Diperlukan

Jika Anda menginginkan ketelitian dan konsistensi yang lebih tinggi, pertimbangkan penggunaan alat bantu arsiran seperti alat arsir atau alat pengukur yang dirancang khusus.

 

                                                            v.      Terapkan Arsiran pada Area yang Ditetapkan

Mulai menggambar arsiran pada area yang telah ditentukan. Gunakan pensil, spidol, atau alat arsir dengan gerakan yang konsisten dan berulang untuk menciptakan pola arsiran yang diinginkan. Pastikan untuk mempertahankan jarak dan orientasi garis yang konsisten.

 

                                                          vi.      Periksa dan Koreksi

Setelah selesai, periksa kembali gambar Anda untuk memastikan arsiran telah diterapkan dengan benar. Perbaiki atau koreksi jika diperlukan untuk memastikan kejelasan dan keakuratan gambar.

 

                                                        vii.      Beri Keterangan Tambahan Jika Perlu

Jika diperlukan, tambahkan keterangan tambahan pada gambar untuk menjelaskan jenis material atau tekstur yang diarsir, atau memberikan informasi lain yang relevan.

 

Ingatlah bahwa langkah-langkah ini bersifat umum dan dapat disesuaikan dengan preferensi dan persyaratan spesifik setiap proyek atau standar gambar teknik yang berlaku.

Last modified: Tuesday, 8 August 2023, 10:07 AM