DAY 6
Design for Environment & Eco Design
A. Design For Environment
a. Pengertian
Desain untuk lingkungan (Design for Environment atau DfE) adalah pendekatan dalam desain produk yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sepanjang siklus hidup produk. DfE mempertimbangkan aspek lingkungan dalam semua tahapan produksi, pemasaran, distribusi, penggunaan, dan pembuangan produk.
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam DfE, termasuk:
1. Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assessment)
Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi dampak lingkungan suatu produk dari tahap produksi hingga pembuangan. Penilaian ini melibatkan analisis komprehensif terhadap penggunaan sumber daya, emisi, dan dampak lainnya yang terkait dengan siklus hidup produk.
2. Desain untuk Daur Ulang (Design for Recycling)
Teknik ini bertujuan untuk memudahkan proses daur ulang produk setelah digunakan. Desainer mempertimbangkan penggunaan bahan yang dapat didaur ulang dengan mudah dan meminimalkan campuran bahan yang sulit dipisahkan.
3. Desain untuk Efisiensi Energi
Teknik ini melibatkan penggunaan bahan dan teknologi yang mengoptimalkan penggunaan energi dalam produksi, penggunaan, dan pembuangan produk. Desainer berupaya mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu dan memaksimalkan efisiensi energi produk.
4. Desain untuk Pengurangan Limbah (Design for Waste Reduction)
Teknik ini berfokus pada pengurangan limbah yang dihasilkan selama siklus hidup produk. Desainer berusaha menggunakan bahan yang menghasilkan limbah minimum, mengoptimalkan proses produksi untuk mengurangi limbah, dan mempertimbangkan solusi alternatif seperti penggunaan bahan daur ulang atau penggantian bahan berbahaya.
Dengan menerapkan DfE, perusahaan dapat menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan, mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, serta meminimalkan biaya produksi dan limbah.
b. Pengaplikasian DFE
Pengaplikasian DFE (Design for Environment) mencakup berbagai praktik yang dapat diterapkan dalam desain produk. Beberapa praktik DFE yang umum digunakan adalah:
1. Desain untuk Daur Ulang
Desainer mempertimbangkan penggunaan bahan yang dapat didaur ulang dengan mudah. Mereka menggunakan bahan yang dapat dipisahkan dengan baik dan meminimalkan campuran bahan yang sulit dipisahkan, sehingga memudahkan proses daur ulang produk.
2. Desain untuk Pembongkaran
Desainer merancang produk dengan mempertimbangkan kemudahan pembongkaran. Mereka menggunakan metode pemasangan yang mudah dibongkar, menggunakan pengunci atau koneksi yang dapat dilepaskan, sehingga memudahkan penggantian atau perbaikan komponen tertentu.
3. Desain untuk Efisiensi Energi
Desainer berupaya mengoptimalkan penggunaan energi dalam produksi, penggunaan, dan pembuangan produk. Mereka menggunakan teknologi energi yang efisien, mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu, dan mempertimbangkan penggunaan sumber energi terbarukan.
4. Desain untuk Remanufacture
Desainer merancang produk dengan mempertimbangkan kemudahan dalam proses remanufaktur. Remanufaktur adalah proses mengambil kembali produk bekas, memperbaikinya, menggantikan komponen yang rusak, dan menjualnya kembali dengan kualitas yang setara dengan produk baru.
5. Desain untuk Disposability
Desainer mempertimbangkan kelayakan pembuangan produk setelah digunakan. Mereka menggunakan bahan yang dapat terurai dengan cepat dan aman dalam lingkungan, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan saat produk dibuang.
6. Minimisasi Bahan Berbahaya
Desainer berupaya untuk mengurangi penggunaan bahan berbahaya dalam produk. Mereka mencari alternatif bahan yang lebih aman dan ramah lingkungan, mempertimbangkan risiko kesehatan manusia dan dampak lingkungan dari bahan yang digunakan.
Praktik-praktik DFE ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, serta memaksimalkan penggunaan sumber daya dan efisiensi produk sepanjang siklus hidupnya.
Gambar di atas menggambarkan pengaplikasian DFE dengan menggunakan analisis siklus hidup (Life-Cycle Analysis/LCA). LCA adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan suatu produk atau layanan sepanjang seluruh siklus hidupnya, mulai dari bahan baku, produksi, penggunaan, hingga pembuangan akhir.
Proses LCA melibatkan beberapa langkah, seperti:
1. Menyusun inventarisasi masukan dan keluaran
Langkah ini melibatkan pengumpulan data tentang semua input energi, bahan, dan emisi yang terkait dengan siklus hidup produk atau layanan. Hal ini termasuk tahap produksi bahan baku, transportasi, penggunaan energi selama pemakaian, dan limbah yang dihasilkan selama penggunaan dan pembuangan.
2. Mengevaluasi potensi dampak lingkungan
Dalam langkah ini, data yang dikumpulkan pada langkah sebelumnya dianalisis untuk menilai dampak lingkungan yang mungkin terjadi selama siklus hidup produk atau layanan. Dampak ini dapat mencakup emisi gas rumah kaca, polusi udara dan air, penggunaan sumber daya alam, dan lainnya.
3. Menafsirkan hasilnya
Hasil dari analisis LCA digunakan untuk membuat keputusan yang lebih tepat tentang desain produk atau layanan. Informasi yang diperoleh dari LCA dapat membantu dalam mengidentifikasi area di mana perbaikan dapat dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan. Desainer dapat menggunakan hasil ini untuk memilih bahan yang lebih ramah lingkungan, mengoptimalkan proses produksi, meningkatkan efisiensi energi, dan mengurangi limbah.
Penerapan LCA dalam praktik DFE membantu perusahaan untuk membuat keputusan desain yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab lingkungan. Dengan memahami dampak lingkungan produk atau layanan mereka secara menyeluruh, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang untuk mengurangi jejak lingkungan dan meningkatkan kinerja lingkungan sepanjang siklus hidup produk.
Berikut adalah beberapa contoh perusahaan yang telah menerapkan DFE (Design for Environment) dalam praktik bisnis mereka:
1. Starbucks
Starbucks mengadopsi berbagai praktik untuk mengurangi dampak lingkungan mereka, termasuk membangun toko dan fasilitas hemat energi, menghemat energi dan air, dan membeli kredit energi terbarukan. Mereka juga telah meraih sertifikat LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) untuk beberapa toko mereka.
2. Hewlett Packard (HP)
HP berkomitmen untuk mengurangi energi yang digunakan dalam operasi manufaktur, mengembangkan bahan yang ramah lingkungan, dan merancang peralatan yang mudah didaur ulang. Mereka juga berfokus pada penggunaan energi terbarukan.
3. IBM
IBM memiliki fokus pada memperpanjang umur produk di luar tahap produksi dan menggunakan produk yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang. Mereka juga mengurangi konsumsi energi untuk mengurangi jejak karbon.
4. Philips
Philips telah memasukkan pembangunan berkelanjutan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pembuatan produk mereka. Mereka berusaha untuk menghasilkan produk dengan tanggung jawab lingkungan, mengurangi energi selama proses produksi, dan berpartisipasi dalam proyek filantropi melalui desain.
5. Dell
Dell mengikuti standar ISO 14001 dalam mengelola program lingkungan mereka. Mereka menggunakan panduan lingkungan untuk memenuhi peraturan dan standar global, fokus pada bahan ramah lingkungan, desain yang efisien, efisiensi energi, dan memaksimalkan kemampuan reusabilitas, perbaikan, dan daur ulang produk.
Perusahaan-perusahaan ini mencerminkan komitmen mereka terhadap desain yang berkelanjutan dan bertanggung jawab lingkungan. Mereka menggunakan DFE sebagai pendekatan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat dalam produksi, penggunaan, dan pembuangan produk mereka.
c. Tujuan DFE
DFE memiliki beberapa tujuan dan manfaat bagi perusahaan yang menerapkannya. Berikut adalah beberapa tujuan DFE:
1. Mengurangi biaya bahan baku dan pembuangan limbah
Dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku dan mengurangi limbah yang dihasilkan, perusahaan dapat mengurangi biaya produksi dan pembuangan. DFE membantu dalam mengidentifikasi peluang untuk efisiensi dan penghematan yang dapat menghasilkan pengurangan biaya yang signifikan.
2. Memenuhi harapan pelanggan
DFE dapat membantu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan melampaui harapan dalam hal harga, kinerja, dan kualitas produk atau layanan. Pelanggan yang semakin peduli terhadap lingkungan seringkali mencari produk yang dirancang dengan pertimbangan lingkungan.
3. Pemasaran lingkungan
Menyertakan isu desain untuk lingkungan dalam dokumentasi tender dan memiliki citra perusahaan yang lebih hijau dapat meningkatkan pangsa pasar dan menarik pelanggan yang lebih sadar lingkungan.
4. Meningkatkan reputasi
Menunjukkan kinerja lingkungan yang baik dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata pemegang saham, investor, dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini dapat menghasilkan keuntungan jangka panjang dalam hal hubungan bisnis dan kepercayaan.
5. Peningkatan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja
DFE dapat mengurangi limbah berbahaya dan emisi yang dapat berdampak negatif pada kesehatan dan keselamatan karyawan. Dengan mengurangi risiko lingkungan di tempat kerja, perusahaan dapat meningkatkan kondisi kerja dan kesejahteraan karyawan.
6. Meningkatkan semangat kerja karyawan
Kesadaran tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan dan peran perusahaan dalam mencapainya dapat memberikan dorongan pribadi kepada karyawan untuk bekerja menuju tujuan desain untuk lingkungan. Hal ini dapat meningkatkan semangat kerja dan kebanggaan dalam berkontribusi pada upaya lingkungan perusahaan.
7. Meningkatkan efisiensi
DFE membantu dalam mengoptimalkan penggunaan bahan baku, energi, dan sumber daya lainnya. Dengan meningkatkan efisiensi, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas.
8. Mendorong inovasi
DFE mendorong perusahaan untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam merancang produk dan layanan yang lebih berkelanjutan. Hal ini dapat membuka peluang untuk pengembangan produk baru, teknologi baru, dan pendekatan bisnis yang inovatif.
Secara keseluruhan, DFE memiliki manfaat bisnis yang signifikan dan membantu perusahaan untuk beroperasi secara lebih berkelanjutan, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan kinerja keseluruhan.
d. Manfaat DFE
Manfaat dari DFE sangatlah beragam dan dapat membawa dampak positif dalam berbagai aspek bisnis. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui penerapan DFE:
1. Produk berkualitas lebih baik
Proses DFE memungkinkan perusahaan untuk merancang produk dengan kualitas yang lebih baik. Fokus pada aspek lingkungan dapat mendorong inovasi dalam desain produk, material yang lebih baik, dan teknologi yang lebih efisien. Akibatnya, produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih tinggi, daya tahan yang lebih baik, dan kinerja yang lebih unggul.
2. Keunggulan pemasaran
Produk yang dirancang dengan mempertimbangkan lingkungan dapat menjadi daya tarik bagi konsumen yang semakin peduli dengan isu lingkungan. Citra "hijau" atau "ramah lingkungan" dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, meningkatkan nilai merek, dan menghasilkan keunggulan kompetitif.
3. Efisiensi operasional
DFE membantu perusahaan mengurangi biaya operasional dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku, energi, dan sumber daya lainnya. Pengurangan limbah, pengemasan yang lebih efisien, dan pengurangan biaya transportasi adalah beberapa contoh penghematan yang dapat dicapai melalui DFE.
4. Kepatuhan regulasi
Penerapan DFE dapat membantu perusahaan memenuhi persyaratan regulasi yang berkaitan dengan lingkungan. Dengan merancang produk yang mematuhi standar lingkungan, perusahaan dapat menghindari sanksi hukum dan menjaga reputasi mereka di mata pemerintah dan masyarakat.
5. Pengurangan dampak lingkungan
Salah satu manfaat utama dari DFE adalah pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan sumber daya alam, emisi, dan limbah, perusahaan dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pengurangan polusi.
6. Keberlanjutan dan tanggung jawab sosial
DFE memungkinkan perusahaan untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan memenuhi tanggung jawab sosial mereka. Dengan memperhitungkan aspek lingkungan dalam setiap tahap siklus hidup produk, perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial.
7. Pengurangan biaya pembuangan limbah
DFE dapat membantu perusahaan mengurangi biaya pembuangan limbah. Dengan merancang produk yang lebih tahan lama, mudah diperbaiki, atau dapat didaur ulang, perusahaan dapat mengurangi volume limbah yang dihasilkan dan biaya yang terkait dengan pembuangan limbah.
8. Peningkatan hubungan dengan pemangku kepentingan
DFE dapat meningkatkan hubungan perusahaan dengan pemangku kepentingan seperti pemegang saham, investor, karyawan, dan masyarakat umum. Dengan menunjukkan komitmen terhadap lingkungan dan kinerja lingkungan yang baik, perusahaan dapat memperoleh kepercayaan dan dukungan dari pemangku kepentingan ini.
Dengan demikian, DFE bukan hanya menguntungkan bagi lingkungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan operasional yang signifikan bagi perusahaan yang menerapkannya.
B. Eco Design
Eco Design adalah pendekatan dalam desain produk yang mempertimbangkan pengaruh lingkungan sepanjang siklus hidup produk, mulai dari pembuatan hingga pembuangan atau daur ulang. Tujuan dari Eco Design adalah mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dengan mengadopsi prinsip "reduce" (mengurangi), "reuse" (pemakaian kembali), dan "recycle" (daur ulang).
Dalam praktiknya, Eco Design melibatkan pemikiran yang holistik dan terintegrasi tentang bagaimana produk akan digunakan, dimiliki, dan dibuang oleh konsumen. Ini mencakup aspek-aspek seperti pemilihan bahan yang ramah lingkungan, efisiensi penggunaan energi, pengurangan limbah, kemudahan perbaikan, dan kemampuan daur ulang.
Eco Design juga mempertimbangkan aspek ekonomi dan sosial dalam desain produk. Hal ini termasuk biaya produksi, efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, dan kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam rantai pasok produk.
Salah satu fokus utama dari Eco Design adalah memastikan bahwa produk yang dirancang dengan prinsip-prinsip lingkungan juga dapat berhasil di pasar. Kredensial lingkungan produk harus dapat ditangkap dan dipahami oleh konsumen. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang preferensi konsumen, kebutuhan pasar, dan mekanisme pemasaran diperlukan dalam proses desain.
Dengan menerapkan Eco Design, perusahaan dapat menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial. Dalam lingkungan bisnis yang semakin peduli dengan isu lingkungan, Eco Design dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif dan meningkatkan reputasi perusahaan.
Penerapan Eco Design juga dapat memberikan manfaat jangka panjang, seperti pengurangan biaya produksi, penghematan energi dan bahan baku, pengurangan limbah dan emisi, dan peningkatan kepuasan pelanggan. Selain itu, Eco Design juga mendukung perubahan menuju pola konsumsi yang lebih berkelanjutan dan membantu melindungi dan melestarikan lingkungan bagi generasi mendatang.
Dengan demikian, Eco Design tidak hanya merupakan pendekatan desain yang bertujuan untuk meminimalkan dampak lingkungan, tetapi juga merupakan strategi bisnis yang cerdas dan berkelanjutan.
Beberapa hal yang diperhatikan dalam Eco Design untuk fokus pasar adalah:
1. Bahan yang digunakan
Pemilihan bahan yang ramah lingkungan, seperti bahan daur ulang atau bahan organik yang mudah terurai, dapat membantu mengurangi dampak lingkungan produk. Selain itu, mengurangi penggunaan bahan berbahaya juga merupakan faktor penting dalam Eco Design.
2. Efisiensi penggunaan
Eco Design mempertimbangkan cara penggunaan produk untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan energi. Desain produk yang efisien dapat mengurangi konsumsi energi atau bahan, sehingga mengurangi dampak lingkungan.
3. Pemakaian ulang
Eco Design mendorong pemakaian ulang produk atau komponennya. Desain produk yang dapat diperbaiki, dirakit kembali, atau disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dapat mengurangi limbah dan meningkatkan umur pakai produk.
4. Daur ulang
Dalam Eco Design, penting untuk mempertimbangkan kemungkinan daur ulang produk atau materialnya setelah digunakan. Memperhatikan kemudahan dalam proses daur ulang dan memilih bahan yang dapat didaur ulang merupakan langkah penting dalam desain yang berkelanjutan.
5. Penggunaan energi dan emisi
Eco Design memperhatikan efisiensi energi selama produksi dan penggunaan produk. Mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengoptimalkan penggunaan energi dapat membantu mengurangi dampak lingkungan.
6. Pemilihan pemasok dan rantai pasok
Dalam Eco Design, perusahaan juga perlu memperhatikan pilihan pemasok dan rantai pasok yang memiliki kebijakan lingkungan yang baik. Memastikan bahwa bahan baku diperoleh dari sumber yang berkelanjutan dapat mendukung upaya keberlanjutan produk.
Dengan menerapkan pendekatan Eco Design, perusahaan dapat mencapai kredensial lingkungan yang lebih baik untuk produk mereka, serta memenuhi tuntutan konsumen yang semakin peduli dengan lingkungan.