Modular Programming & Design Patterns
Apa Sih Modular Programming Itu?
Modular programming merupakan strategi pengembangan perangkat lunak di
mana sebuah program dipecah menjadi modul atau bagian yang lebih kecil.
Sehingga, setiap modul akan bertanggung jawab dengan tugas atau fungsi
tertentu, dan dapat diprogram, diuji, dan dikembangkan secara terpisah dari
modul lainnya.
Konsep ini memudahkan pengembangan dan pemeliharaan program, karena
jika kita menemukan kesalahan atau perubahan yang diperlukan, kita hanya
memperbaiki modul tertentu. Modular programming juga memungkinkan kode yang
sudah ada untuk digunakan kembali dalam program-program lain, mengurangi waktu
dan upaya yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat lunak baru.
Keuntungan apa yang akan kita peroleh jika menggunakan modular
programming?
Modular programming memberikan sejumlah keuntungan dalam pengembangan
perangkat lunak, di antaranya:
- Kemudahan dalam pengembangan dan pemeliharaan: Dengan memecah
program menjadi modul-modul yang lebih kecil jika terjadi masalah akan
lebih mudah dalam menanganinya
- Reusability code: Modular programming memungkinkan kode yang sudah
ada digunakan kembali dalam modul-modul yang berbeda atau dalam program
lain
- Peningkatan kualitas perangkat lunak: Modular programming
memungkinkan pengembang untuk fokus pada tugas-tugas spesifik dalam
modul-modul yang lebih kecil
- Skalabilitas: Modular programming memungkinkan program untuk
ditingkatkan dan diperluas dengan mudah
- Kolaborasi tim yang lebih baik
Bagaimana cara menggunakan konsep modular
programming?
- Identifikasi fungsionalitas utama: Identifikasi fungsionalitas
utama yang harus dilakukan oleh program. Fungsionalitas utama ini kemudian
akan dibagi menjadi modul.
- Identifikasi ketergantungan: Identifikasi ketergantungan antara
fungsionalitas utama. Ini akan membantu dalam memecah fungsionalitas utama
menjadi modul yang lebih kecil dan terorganisir dengan baik.
- Pemecahan program menjadi modul: Pecah fungsionalitas utama
menjadi modul yang lebih kecil dan terorganisir dengan baik. Setiap modul
harus memiliki fungsionalitas yang spesifik dan terkait dengan tugas
tertentu. Selain itu, modul harus dapat digunakan kembali dalam program
lain.
- Definisikan antarmuka: Setelah modul dibuat, definisikan antarmuka
untuk setiap modul. Antarmuka ini akan membantu dalam menghubungkan modul
satu sama lain.
- Implementasikan modul: Setelah antarmuka ditentukan,
implementasikan setiap modul sesuai dengan fungsinya. Pastikan setiap
modul bekerja dengan benar dan terintegrasi dengan baik dengan modul
lainnya.
- Tes dan perbaikan: Setelah semua modul diimplementasikan, tes dan
perbaiki setiap modul. Pastikan semua modul berfungsi dengan benar dan
terintegrasi dengan baik.
- Gabungkan modul: Setelah semua modul diuji dan diperbaiki,
gabungkan modul menjadi satu program lengkap. Pastikan program lengkap
bekerja dengan benar dan memenuhi semua persyaratan.
Apa Itu Design Patterns?
Design pattern merupakan sebuah konsep dasar dalam rekayasa perangkat
lunak yang memberikan solusi umum untuk menyelesaikan masalah desain perangkat
lunak tertentu. Pola desain terdiri dari berbagai jenis pola yang digunakan
untuk mengatasi masalah desain spesifik dalam pengembangan perangkat lunak.
Setiap pola memiliki tujuan khusus dan digunakan dalam situasi tertentu untuk
membuat aplikasi lebih fleksibel, mudah dimengerti, dan mudah diubah. Dalam
pengembangan perangkat lunak, menggunakan design pattern membantu menghindari
masalah umum seperti ketidakefisienan, ketidak fleksibelan, dan kesulitan dalam
memperluas atau mengubah aplikasi. Beberapa contoh pola desain yang umum
digunakan termasuk Singleton pattern, Factory pattern, Observer pattern, dan
Strategy pattern.
Berikut ini ada prinsip dari design patterns yang harus kita pahami:
- Abstraksi: Design pattern memperkenalkan abstraksi yang membantu
menghilangkan kompleksitas dan membuat solusi yang lebih mudah dimengerti.
- Pengikatan: Design pattern membantu mengikat objek bersama
sehingga memungkinkan interaksi yang baik di antara mereka.
- Fleksibilitas: Design pattern membantu membuat solusi yang
fleksibel dan mudah diubah atau ditingkatkan ketika kebutuhan berubah.
- Reusability: Design pattern membantu menciptakan solusi yang dapat
digunakan kembali di berbagai situasi.
- Terdistribusi: Design pattern membantu membuat solusi yang
terdistribusi dan dapat berjalan pada berbagai platform.
- Perluasan: Design pattern membantu membuat solusi yang dapat
diperluas dengan mudah dan tidak memerlukan perubahan besar.
- Terdokumentasi: Design pattern membantu membuat solusi yang mudah
dipahami dan didokumentasikan dengan baik.
- Kinerja: Design pattern membantu menciptakan solusi yang efisien
dan berkinerja tinggi.
- Keamanan: Design pattern membantu menciptakan solusi yang aman dan
terhindar dari masalah keamanan.
- Keandalan: Design pattern membantu menciptakan solusi yang andal
dan tahan terhadap kegagalan atau kesalahan.
Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan prinsip-prinsip desain
untuk memperbaiki kualitas kode dan menghindari masalah seperti kode duplikat,
dependensi berlebihan, dan pengkodean yang buruk:
- SOLID Principles: SOLID Principles adalah kumpulan prinsip-prinsip
desain yang dapat membantu meningkatkan kualitas kode. Setiap huruf dalam
SOLID Principles mewakili satu prinsip, yaitu Single Responsibility
Principle, Open/Closed Principle, Liskov Substitution Principle, Interface
Segregation Principle, dan Dependency Inversion Principle. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip ini, kode akan menjadi lebih modular,
fleksibel, dan mudah diuji.
- DRY Principle: DRY Principle (Don't Repeat Yourself) mengajarkan
untuk menghindari kode duplikat. Duplikasi kode dapat mengakibatkan
kesulitan dalam pemeliharaan kode dan meningkatkan waktu yang dibutuhkan
untuk mengembangkan aplikasi. Dengan menerapkan prinsip DRY, kita dapat
menciptakan kode yang lebih mudah diuji dan lebih mudah dipelihara.
- KISS Principle: KISS Principle (Keep It Simple, Stupid)
mengajarkan untuk menghindari pengkodean yang berlebihan. Kode yang
berlebihan cenderung menjadi sulit diatur dan dipahami. Dengan menerapkan
prinsip KISS, kita dapat menciptakan kode yang lebih sederhana dan mudah
diatur.
- Code Reviews: Code reviews adalah praktik yang mengulas kode oleh
programmer lain. Dengan melakukan code reviews, kita dapat menemukan dan
memperbaiki masalah seperti kode duplikat, dependensi berlebihan, dan
pengkodean yang buruk sebelum kode diimplementasikan.
- Refactoring: Refactoring adalah praktik memperbaiki kode tanpa
mengubah fungsionalitasnya. Dengan melakukan refactoring, kita dapat
menghilangkan kode duplikat, meningkatkan pengorganisasian kode, dan
memperbaiki kode yang buruk.
Contoh studi kasus pembuatan aplikasi toko online menggunakan modular
programming dan design pattern.
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:
- Identifikasi fungsionalitas utama: Pengembang mengidentifikasi
fungsionalitas utama aplikasi, yaitu menampilkan daftar produk,
menambahkan produk ke keranjang belanja, dan melakukan pembayaran.
- Identifikasi ketergantungan: Pengembang mengidentifikasi ketergantungan
antara fungsionalitas utama. Dalam kasus ini, fungsionalitas menambahkan
produk ke keranjang belanja dan melakukan pembayaran bergantung pada
fungsionalitas menampilkan daftar produk.
- Pemecahan program menjadi modul: Pengembang memecah fungsionalitas
utama menjadi modul yang lebih kecil dan terorganisir dengan baik. Setiap
modul memiliki fungsionalitas yang spesifik dan terkait dengan tugas
tertentu. Modul-modul tersebut adalah:
●
Modul Produk: Modul ini
bertanggung jawab untuk menampilkan daftar produk yang tersedia.
●
Modul Keranjang Belanja:
Modul ini bertanggung jawab untuk menambahkan produk ke keranjang belanja dan
menghapus produk dari keranjang belanja.
●
Modul Pembayaran: Modul
ini bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran.
- Definisikan antarmuka: Setelah modul dibuat, pengembang
mendefinisikan antarmuka untuk setiap modul. Antarmuka ini membantu dalam
menghubungkan modul satu sama lain. Antarmuka yang didefinisikan adalah:
●
Antarmuka Produk:
Memiliki metode untuk mendapatkan daftar produk.
●
Antarmuka Keranjang
Belanja: Memiliki metode untuk menambahkan produk ke keranjang belanja dan
menghapus produk dari keranjang belanja.
●
Antarmuka Pembayaran:
Memiliki metode untuk melakukan pembayaran.
- Implementasikan modul: Setelah antarmuka ditentukan, pengembang
mengimplementasikan setiap modul sesuai dengan fungsinya. Pastikan setiap
modul bekerja dengan benar dan terintegrasi dengan baik dengan modul
lainnya.
- Tes dan perbaikan: Setelah semua modul diimplementasikan,
pengembang melakukan pengujian dan perbaikan pada setiap modul. Pastikan
semua modul berfungsi dengan benar dan terintegrasi dengan baik.
- Gabungkan modul: Setelah semua modul diuji dan diperbaiki,
pengembang menggabungkan modul menjadi satu aplikasi lengkap. Aplikasi ini
terdiri dari tiga modul utama: Produk, Keranjang Belanja, dan Pembayaran.
Tugas
Implementasikan modular programming dan design pattern pada aplikasi
pengolahan data karyawan