Skip to main content

4. Modular Programming -Design Patterns.html

Modular Programming & Design Patterns

 

Apa Sih Modular Programming Itu?

Modular programming merupakan strategi pengembangan perangkat lunak di mana sebuah program dipecah menjadi modul atau bagian yang lebih kecil. Sehingga, setiap modul akan bertanggung jawab dengan tugas atau fungsi tertentu, dan dapat diprogram, diuji, dan dikembangkan secara terpisah dari modul lainnya.

Konsep ini memudahkan pengembangan dan pemeliharaan program, karena jika kita menemukan kesalahan atau perubahan yang diperlukan, kita hanya memperbaiki modul tertentu. Modular programming juga memungkinkan kode yang sudah ada untuk digunakan kembali dalam program-program lain, mengurangi waktu dan upaya yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat lunak baru.

Keuntungan apa yang akan kita peroleh jika menggunakan modular programming?

Modular programming memberikan sejumlah keuntungan dalam pengembangan perangkat lunak, di antaranya:

  1. Kemudahan dalam pengembangan dan pemeliharaan: Dengan memecah program menjadi modul-modul yang lebih kecil jika terjadi masalah akan lebih mudah dalam menanganinya
  2. Reusability code: Modular programming memungkinkan kode yang sudah ada digunakan kembali dalam modul-modul yang berbeda atau dalam program lain
  3. Peningkatan kualitas perangkat lunak: Modular programming memungkinkan pengembang untuk fokus pada tugas-tugas spesifik dalam modul-modul yang lebih kecil
  4. Skalabilitas: Modular programming memungkinkan program untuk ditingkatkan dan diperluas dengan mudah
  5. Kolaborasi tim yang lebih baik

 

Bagaimana cara menggunakan konsep modular programming?

  1. Identifikasi fungsionalitas utama: Identifikasi fungsionalitas utama yang harus dilakukan oleh program. Fungsionalitas utama ini kemudian akan dibagi menjadi modul.
  2. Identifikasi ketergantungan: Identifikasi ketergantungan antara fungsionalitas utama. Ini akan membantu dalam memecah fungsionalitas utama menjadi modul yang lebih kecil dan terorganisir dengan baik.
  3. Pemecahan program menjadi modul: Pecah fungsionalitas utama menjadi modul yang lebih kecil dan terorganisir dengan baik. Setiap modul harus memiliki fungsionalitas yang spesifik dan terkait dengan tugas tertentu. Selain itu, modul harus dapat digunakan kembali dalam program lain.
  4. Definisikan antarmuka: Setelah modul dibuat, definisikan antarmuka untuk setiap modul. Antarmuka ini akan membantu dalam menghubungkan modul satu sama lain.
  5. Implementasikan modul: Setelah antarmuka ditentukan, implementasikan setiap modul sesuai dengan fungsinya. Pastikan setiap modul bekerja dengan benar dan terintegrasi dengan baik dengan modul lainnya.
  6. Tes dan perbaikan: Setelah semua modul diimplementasikan, tes dan perbaiki setiap modul. Pastikan semua modul berfungsi dengan benar dan terintegrasi dengan baik.
  7. Gabungkan modul: Setelah semua modul diuji dan diperbaiki, gabungkan modul menjadi satu program lengkap. Pastikan program lengkap bekerja dengan benar dan memenuhi semua persyaratan.

 

Apa Itu Design Patterns?

Design pattern merupakan sebuah konsep dasar dalam rekayasa perangkat lunak yang memberikan solusi umum untuk menyelesaikan masalah desain perangkat lunak tertentu. Pola desain terdiri dari berbagai jenis pola yang digunakan untuk mengatasi masalah desain spesifik dalam pengembangan perangkat lunak. Setiap pola memiliki tujuan khusus dan digunakan dalam situasi tertentu untuk membuat aplikasi lebih fleksibel, mudah dimengerti, dan mudah diubah. Dalam pengembangan perangkat lunak, menggunakan design pattern membantu menghindari masalah umum seperti ketidakefisienan, ketidak fleksibelan, dan kesulitan dalam memperluas atau mengubah aplikasi. Beberapa contoh pola desain yang umum digunakan termasuk Singleton pattern, Factory pattern, Observer pattern, dan Strategy pattern.

Berikut ini ada prinsip dari design patterns yang harus kita pahami:

  1. Abstraksi: Design pattern memperkenalkan abstraksi yang membantu menghilangkan kompleksitas dan membuat solusi yang lebih mudah dimengerti.
  2. Pengikatan: Design pattern membantu mengikat objek bersama sehingga memungkinkan interaksi yang baik di antara mereka.
  3. Fleksibilitas: Design pattern membantu membuat solusi yang fleksibel dan mudah diubah atau ditingkatkan ketika kebutuhan berubah.
  4. Reusability: Design pattern membantu menciptakan solusi yang dapat digunakan kembali di berbagai situasi.
  5. Terdistribusi: Design pattern membantu membuat solusi yang terdistribusi dan dapat berjalan pada berbagai platform.
  6. Perluasan: Design pattern membantu membuat solusi yang dapat diperluas dengan mudah dan tidak memerlukan perubahan besar.
  7. Terdokumentasi: Design pattern membantu membuat solusi yang mudah dipahami dan didokumentasikan dengan baik.
  8. Kinerja: Design pattern membantu menciptakan solusi yang efisien dan berkinerja tinggi.
  9. Keamanan: Design pattern membantu menciptakan solusi yang aman dan terhindar dari masalah keamanan.
  10. Keandalan: Design pattern membantu menciptakan solusi yang andal dan tahan terhadap kegagalan atau kesalahan.

Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan prinsip-prinsip desain untuk memperbaiki kualitas kode dan menghindari masalah seperti kode duplikat, dependensi berlebihan, dan pengkodean yang buruk:

  1. SOLID Principles: SOLID Principles adalah kumpulan prinsip-prinsip desain yang dapat membantu meningkatkan kualitas kode. Setiap huruf dalam SOLID Principles mewakili satu prinsip, yaitu Single Responsibility Principle, Open/Closed Principle, Liskov Substitution Principle, Interface Segregation Principle, dan Dependency Inversion Principle. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kode akan menjadi lebih modular, fleksibel, dan mudah diuji.
  2. DRY Principle: DRY Principle (Don't Repeat Yourself) mengajarkan untuk menghindari kode duplikat. Duplikasi kode dapat mengakibatkan kesulitan dalam pemeliharaan kode dan meningkatkan waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi. Dengan menerapkan prinsip DRY, kita dapat menciptakan kode yang lebih mudah diuji dan lebih mudah dipelihara.
  3. KISS Principle: KISS Principle (Keep It Simple, Stupid) mengajarkan untuk menghindari pengkodean yang berlebihan. Kode yang berlebihan cenderung menjadi sulit diatur dan dipahami. Dengan menerapkan prinsip KISS, kita dapat menciptakan kode yang lebih sederhana dan mudah diatur.
  4. Code Reviews: Code reviews adalah praktik yang mengulas kode oleh programmer lain. Dengan melakukan code reviews, kita dapat menemukan dan memperbaiki masalah seperti kode duplikat, dependensi berlebihan, dan pengkodean yang buruk sebelum kode diimplementasikan.
  5. Refactoring: Refactoring adalah praktik memperbaiki kode tanpa mengubah fungsionalitasnya. Dengan melakukan refactoring, kita dapat menghilangkan kode duplikat, meningkatkan pengorganisasian kode, dan memperbaiki kode yang buruk.

 

Contoh studi kasus pembuatan aplikasi toko online menggunakan modular programming dan design pattern.

Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

  1. Identifikasi fungsionalitas utama: Pengembang mengidentifikasi fungsionalitas utama aplikasi, yaitu menampilkan daftar produk, menambahkan produk ke keranjang belanja, dan melakukan pembayaran.
  2. Identifikasi ketergantungan: Pengembang mengidentifikasi ketergantungan antara fungsionalitas utama. Dalam kasus ini, fungsionalitas menambahkan produk ke keranjang belanja dan melakukan pembayaran bergantung pada fungsionalitas menampilkan daftar produk.
  3. Pemecahan program menjadi modul: Pengembang memecah fungsionalitas utama menjadi modul yang lebih kecil dan terorganisir dengan baik. Setiap modul memiliki fungsionalitas yang spesifik dan terkait dengan tugas tertentu. Modul-modul tersebut adalah:

        Modul Produk: Modul ini bertanggung jawab untuk menampilkan daftar produk yang tersedia.

        Modul Keranjang Belanja: Modul ini bertanggung jawab untuk menambahkan produk ke keranjang belanja dan menghapus produk dari keranjang belanja.

        Modul Pembayaran: Modul ini bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran.

  1. Definisikan antarmuka: Setelah modul dibuat, pengembang mendefinisikan antarmuka untuk setiap modul. Antarmuka ini membantu dalam menghubungkan modul satu sama lain. Antarmuka yang didefinisikan adalah:

        Antarmuka Produk: Memiliki metode untuk mendapatkan daftar produk.

        Antarmuka Keranjang Belanja: Memiliki metode untuk menambahkan produk ke keranjang belanja dan menghapus produk dari keranjang belanja.

        Antarmuka Pembayaran: Memiliki metode untuk melakukan pembayaran.

  1. Implementasikan modul: Setelah antarmuka ditentukan, pengembang mengimplementasikan setiap modul sesuai dengan fungsinya. Pastikan setiap modul bekerja dengan benar dan terintegrasi dengan baik dengan modul lainnya.
  2. Tes dan perbaikan: Setelah semua modul diimplementasikan, pengembang melakukan pengujian dan perbaikan pada setiap modul. Pastikan semua modul berfungsi dengan benar dan terintegrasi dengan baik.
  3. Gabungkan modul: Setelah semua modul diuji dan diperbaiki, pengembang menggabungkan modul menjadi satu aplikasi lengkap. Aplikasi ini terdiri dari tiga modul utama: Produk, Keranjang Belanja, dan Pembayaran.

Tugas

Implementasikan modular programming dan design pattern pada aplikasi pengolahan data karyawan

Last modified: Monday, 7 August 2023, 10:13 AM