Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu menganalisis konsep dan jenis-jenis UX Metric
2. Mahasiswa mampu menerapkan UX Metric yang sesuai untuk diukur pada produk digital
----------------------------------------------------------
Hallo explorers, setelah mengenal Laws of UX mari kita mengenal UX metrics yaaa
UX metrics adalah sebuah ukuran yang menilai interaksi di antara pengguna dan produk. Nantinya, ia bisa menunjukkan apakah produk telah bekerja sesuai ekspektasi atau belum. Ukuran ini hadir dalam bentuk data angka alias kuantitatif. Data-data ini bisa membuat perusahaan mengambil keputusan bukan atas opini, melainkan berdasarkan fakta.
Idealnya, UX metrics ditentukan sejak awal kita mendesain solusi. Dengan begitu, kita bisa segera tahu apakah solusi tadi telah memenuhi ketentuan. Jika memang ada hal-hal yang perlu diperbaiki, misalnya realita yang tak sesuai rencana, kita bisa segera memperbaikinya.
Berikut ini adalah jenis-jenis UX metrics yang umum digunakan:
Mengapa penting melakukan UX Metrics
Jika suatu produk sudah ada dan digunakan dalam waktu yang lama oleh user, pernahkah kamu bertanya, apakah produk bisa ditingkatkan dan diperbaiki menjadi lebih baik oleh perusahaan? Jika memang bisa, bagian produk mana yang harus diubah atau ditambah?
Di sinilah UX metrics berperan. Ia bisa menghadirkan data-data yang diperlukan sebagai penguat argumen dan rencana bisnis selanjutnya. Dengan memiliki data ini, perusahaan takkan kebingungan dan bisa melihat hal apalagi yang bisa diperbaiki dari produk.
Bukan hanya itu
saja, UX metrics juga bisa dibalik dan digunakan sebagai petunjuk atas tercapai
atau tidaknya berbagai rencana bisnis yang ada.
Cara Melacak Metrik dan KPI UX: Kiat & Alat
Sekarang Anda tahu metrik apa yang ingin Anda ukur, Anda harus melihat cara melacaknya. Inilah cara Anda akan menontonnya.
1. Tentukan tolok ukur Anda
Pertama, Anda harus mengetahui di mana tolok ukur untuk metrik yang Anda lacak. Itu memberi Anda kerangka acuan, sehingga Anda dapat melihat apakah Anda melebihi harapan, atau perlu melakukan perbaikan. Misalnya, Anda dapat menentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas saat ini, sehingga Anda dapat melihat apakah itu meningkat dari waktu ke waktu.
2. Tetapkan tujuan dan KPI Anda
Anda harus memiliki gagasan tentang apa yang ingin Anda capai saat menetapkan metrik. Itu memberi Anda standar untuk diusahakan. KPI Anda akan menjadi indikator bahwa Anda bekerja untuk mencapai tujuan tersebut dan berada di jalur yang benar.
3. Ukur metrik Anda
Sekarang Anda memerlukan alat untuk mengukur metrik ini, sehingga Anda dapat mengetahui apakah Anda mencapai KPI. Ada beberapa alat online berbeda yang dapat digunakan di sini. Google Analytics adalah pilihan populer, karena gratis dan dapat melacak pengguna dengan mudah. Hotjar dirancang dengan baik untuk pengukuran metrik kualitatif. Anda juga dapat menggunakan Baremetrics, karena ini membantu dengan data kuantitatif.
4. Laporkan metrik Anda
Mengukur metrik Anda berarti Anda akan memiliki data yang perlu Anda laporkan kembali kepada pemangku kepentingan Anda. Ini memungkinkan Anda untuk menunjukkan bahwa Anda membuat kemajuan, dan Anda bahkan dapat membuat prediksi kapan Anda akan mencapai hasil Anda.
Biasanya, Anda akan berfokus pada empat hal saat melaporkan metrik Anda. Ini adalah titik awal, atau tolok ukur, atau target KPI Anda, kinerja terhadap KPI tersebut, dan sasaran yang Anda inginkan. Itu membuatnya sangat jelas di mana Anda berada sekarang, dan di mana Anda ingin berada dalam waktu dekat.
5. Tindak lanjuti metrik Anda
Setelah Anda memiliki semua metrik dan mengukurnya, Anda akan ingin mulai bertindak atas apa pun yang memerlukan masukan Anda. Anda harus membuat rencana untuk menindaklanjuti KPI, jika perlu. Apa yang akan Anda lakukan jika KPI tertentu tidak terpenuhi? Metrik ini dimaksudkan untuk memberi Anda indikator yang jelas tentang di mana peningkatan perlu dilakukan, jadi pastikan Anda memperhatikannya.
Implementasi UX Metric
Sekarang Anda memiliki ikhtisar tentang cara melacak metrik UX penting saat mendesain produk. Dengan data ini, Anda dapat terus memantau cara kerja produk Anda, di mana kelemahan pelanggan Anda, dan apa yang dapat Anda lakukan untuk memperbaikinya.
Untuk dapat mengukur UX, sebelumnya, kita perlu menentukan beberapa hal, yaitu tujuan dan sinyal. Setelah itu, kita melakukan penentuan metrics-nya.
1. Menentukan Tujuan
Menentukan tujuan di awal sangatlah penting. Dengan begitu, tiap anggota tim bisa memiliki pemahaman yang sama. Misalnya, bagaimana cara membuat pengguna bisa menyelesaikan registrasi dengan baik? Contoh lainnya adalah, bagaimana cara memicu perusahaan mendapatkan lebih banyak transaksi? Kamu juga harus ingat, tujuan dari produk atau fitur bisa berbeda-beda. Hal ini juga bisa terjadi dalam satu aplikasi yang sama. Memang, kita pasti memiliki banyak sekali tujuan. Akan tetapi, tetap pilih tujuan yang dirasa paling penting. Dengan begitu, kegiatan mengukur UX bisa berjalan dengan fokus.
2. Mendefinisikan sinyal
Selepas menentukan tujuan, saatnya memilih sinyal yang tepat untuk UX metrics. Tiap-tiap tujuan tadi tentu berkaitan dengan serangkaian aktivitas. Oleh karena itu, kita perlu memikirkan dan memetakan aktivitas apa yang berkaitan dengan tujuan tadi. Pemetaan ini kita sebut dengan sinyal. Agar kamu lebih paham apa maksudnya, saya akan memberikan contoh. Misalnya, tujuan yang telah ditetapkan adalah membuat pengguna bisa menyelesaikan registrasi dengan efektif. Nah, sinyal yang bisa dipilih adalah, pengguna mampu menekan tombol Daftar sebagai langkah terakhir dalam registrasi.
3. Penentuan Sinyal
Setelah sinyal ditetapkan, kita wajib memilih ukuran yang memperlihatkan sinyal tersebut. Ukuran ini merupakan angka alias data kuantitatif. Misalnya, masih dengan tujuan yang sama, yaitu membuat pengguna bisa registrasi dengan baik. Sinyal yang dipilih adalah mampunya pengguna menekan tombol Daftar di akhir tahap registrasi.
UX metrics yang bisa ditetapkan adalah tingkat keberhasilan registrasi. Dalam hal ini, sejak langkah pertama hingga terakhir, pengguna diharapkan bisa menyelesaikan pendaftaran. Target yang dipilih berupa angka, misalnya sebesar 80%. Akan lebih baik jika, sambil mengukur UX, data bisa disajikan di real-time dashboard. Dengan begitu, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kita bisa mengambil tindakan dengan cepat. Metrics yang digunakan bisa berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh tujuan dan sinyalnya. Secara ringkas, berikut ini saya berikan contoh penerapan framework HEART dari Google.
https://en.eagle.cool/blog/post/ux-metric-kpi-measurement
https://glints.com/id/lowongan/heart-framework-adalah/
Apakah User Experience Bisa Diukur?