Skip to main content

3. Wireframe vs Prototyping



Capaian Pembelajaran:

1. Mahasiswa mampu menganalisis Wireframe vs Prototyping, Prototyping & fidelity levels
2. Mahasiswa mampu membuat Wireframe vs Prototyping, Prototyping & fidelity levels sesuai dengan desain yang dibuat




1. Wireframe

Wireframe adalah representasi visual yang sederhana dari tata letak dan struktur sebuah halaman web atau aplikasi. Ini berfungsi untuk menggambarkan elemen-elemen penting yang ada di dalamnya, seperti posisi konten, navigasi, dan fungsi-fungsi dasar. Wireframe biasanya berupa sketsa kasar tanpa detail visual yang mendalam, berfokus pada struktur dan tata letak secara keseluruhan. Tujuan utama dari wireframe adalah untuk merencanakan dan mengkomunikasikan bagaimana suatu halaman akan terlihat dan berfungsi sebelum memasuki tahap desain yang lebih rinci.

 

2. Prototyping

Prototyping adalah proses membuat model atau representasi interaktif dari sebuah halaman web atau aplikasi. Prototyping berfokus pada pengembangan aspek fungsional dan interaksi antarmuka, bukan hanya tampilan visual. Dalam prototyping, kita mencoba membuat simulasi interaksi yang akan dialami pengguna saat menggunakan situs web atau aplikasi. Prototyping membantu dalam menguji dan memvalidasi konsep desain, mengidentifikasi masalah potensial, dan mendapatkan umpan balik pengguna sebelum memasuki tahap pengembangan yang lebih lanjut. Prototyping dapat berupa prototipe berbasis kertas, digital, atau bahkan prototipe yang lebih canggih dengan fitur-fitur interaktif.

 

3. Fidelity Levels

Fidelity Levels (Tingkat Kepresisian) mengacu pada tingkat detail visual dan fungsionalitas yang ada dalam sebuah Wireframe atau Prototyping. Fidelity Levels digunakan untuk menggambarkan sejauh mana representasi tersebut mendekati tampilan dan perilaku akhir dari sebuah situs web atau aplikasi. Terdapat tiga tingkatan kepresisian yang umum digunakan:

 

- Low-Fidelity Wireframe atau Prototyping dengan tingkat kepresisian rendah memiliki tampilan yang sangat sederhana dan minim detail. Biasanya berupa sketsa kasar atau bentuk dasar yang digunakan untuk memvisualisasikan struktur dan tata letak, tanpa fokus pada estetika atau detail visual yang mendalam.

 

- Medium-Fidelity Wireframe atau Prototyping dengan tingkat kepresisian sedang lebih mendekati tampilan dan fungsionalitas yang akhir. Ini melibatkan penggunaan elemen visual yang lebih lengkap dan lebih rinci, termasuk warna, jenis huruf, dan elemen desain lainnya. Namun, masih ada beberapa kesederhanaan dalam desain untuk memprioritaskan fungsionalitas.

 

- High-Fidelity Wireframe atau Prototyping dengan tingkat kepresisian tinggi mendekati tampilan dan perilaku akhir dari situs web atau aplikasi yang sebenarnya. Ini mencakup elemen visual yang lengkap, tata letak yang detail, interaksi yang realistis, serta grafis dan konten yang sebenarnya. High-Fidelity memerlukan upaya lebih besar dalam pembuatan dan dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih akurat.

Fidelity Levels membantu dalam menentukan sejauh mana desain dan fungsi yang perlu diwujudkan dalam Wireframe atau Prototyping, sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pengembangan.

- Kenapa mereka penting?

Wireframe, prototyping, dan fidelity levels memiliki pentingan yang signifikan dalam proses desain dan pengembangan website atau aplikasi. Berikut adalah alasan mengapa ketiga konsep tersebut penting:

 

  1. Memvisualisasikan dan Mengkomunikasikan Ide: Wireframe dan prototyping membantu dalam memvisualisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide desain kepada anggota tim, pengembang, dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan menggunakan wireframe, kita dapat dengan jelas melihat struktur dan tata letak halaman, sementara prototyping memungkinkan kita untuk menunjukkan bagaimana interaksi dan fungsionalitas akan bekerja. Hal ini membantu memastikan pemahaman yang sama di antara semua pihak terlibat dalam proyek.

 

  1. Identifikasi Masalah dan Perbaikan Awal: Dengan menggunakan wireframe dan prototyping, kita dapat mengidentifikasi masalah desain atau fungsionalitas sejak dini. Melalui prototyping, kita dapat menguji interaksi pengguna, mengidentifikasi kelemahan dalam alur, dan memperbaikinya sebelum memasuki tahap pengembangan yang lebih lanjut. Ini menghemat waktu dan upaya dalam melakukan perubahan yang signifikan setelah produk selesai dibangun.

 

  1. Mendapatkan Umpan Balik Pengguna: Prototyping memungkinkan kita untuk melibatkan pengguna dalam tahap awal pengembangan. Dengan memperlihatkan prototipe kepada pengguna, kita dapat menerima umpan balik berharga yang dapat digunakan untuk memperbaiki desain dan meningkatkan pengalaman pengguna. Ini membantu mengurangi risiko mengembangkan produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna.

 

  1. Mengurangi Risiko Kesalahan dan Perubahan yang Mahal: Dengan menggunakan wireframe dan prototyping, kita dapat menguji konsep desain dan fungsionalitas sebelum menghabiskan banyak waktu dan sumber daya untuk pengembangan penuh. Ini membantu mengurangi risiko membuat perubahan besar dan mahal setelah produk selesai dibangun. Dengan adanya representasi visual yang jelas, kita dapat mengkomunikasikan kebutuhan dan ekspektasi dengan lebih baik kepada tim pengembang.

 

Memfasilitasi Kolaborasi Tim: Wireframe dan prototyping merupakan alat yang efektif untuk memfasilitasi kolaborasi antara anggota tim yang terlibat dalam proyek. Dengan menggunakan representasi visual yang dapat diakses oleh semua orang, tim dapat berkolaborasi secara efisien, memberikan masukan, dan membuat keputusan berdasarkan pemahaman yang sama tentang desain dan fungsionalitas yang diinginkan.

Secara keseluruhan, wireframe, prototyping, dan fidelity levels penting dalam mengembangkan produk digital yang sukses. Mereka membantu mengkomunikasikan ide, mengidentifikasi masalah, melibatkan pengguna, mengurangi risiko, dan memfasilitasi kolaborasi tim. Dengan menggunakan konsep-konsep ini, kita dapat memastikan pengembangan yang lebih terarah, efisien, dan pengalaman pengguna yang optimal.

 

3. Prototyping

1. Pengertian Prototyping dan Kegunaannya:

- Prototyping adalah proses membuat model atau representasi interaktif dari sebuah halaman web atau aplikasi.

- Prototyping digunakan untuk menguji konsep desain, fungsionalitas, dan interaksi sebelum memasuki tahap pengembangan yang lebih lanjut.

- Prototyping membantu dalam mengidentifikasi masalah potensial, memperbaiki desain, dan mendapatkan umpan balik pengguna sejak dini.

 

2. Perbedaan antara Wireframe dan Prototyping:

- Wireframe adalah representasi visual yang sederhana dari tata letak dan struktur sebuah halaman web atau aplikasi, sedangkan prototyping melibatkan pengembangan aspek fungsional dan interaksi antarmuka.

- Wireframe lebih fokus pada struktur dan tata letak, sementara prototyping fokus pada fungsionalitas dan interaksi pengguna.

- Wireframe adalah langkah awal sebelum prototyping, yang membantu merencanakan dan mengkomunikasikan desain secara visual.

 

3. Tujuan dan Manfaat dari Penggunaan Prototyping:

- Menyajikan interaksi dan fungsionalitas yang sebenarnya sebelum tahap pengembangan berlanjut.

- Mengidentifikasi masalah desain atau fungsionalitas sejak dini dan melakukan perbaikan yang diperlukan.

- Menguji konsep desain, alur navigasi, dan fitur-fitur penting.

- Melibatkan pengguna dalam proses desain dan mendapatkan umpan balik yang berharga.

 

4. Alat dan Metode untuk Membuat Prototyping:

- Alat prototyping seperti Adobe XD, Figma, Sketch, atau InVision dapat digunakan untuk membuat prototipe interaktif.

- Metode pengembangan prototipe dapat melibatkan pengkodean langsung (coding) atau menggunakan alat desain berbasis drag-and-drop yang menghasilkan prototipe interaktif tanpa perlu menulis kode.

 

5. Contoh Penggunaan Prototyping dalam Desain Pengembangan:

- Prototyping digunakan untuk menguji alur navigasi dalam aplikasi mobile, memvalidasi interaksi pengguna dalam formulir online, atau mendemonstrasikan animasi dan transisi antarmuka.

- Dalam pengembangan situs web, prototyping membantu dalam mengevaluasi responsivitas, pengalaman pengguna pada perangkat berbeda, dan interaksi pada elemen-elemen interaktif seperti slider atau galeri foto.

4. Tingkat Kepresisian (Fidelity Levels)

Materi: Tingkat Kepresisian (Fidelity Levels) dalam Desain Prototyping

 

1. Pengertian Tingkat Kepresisian dalam Desain Prototyping:

- Tingkat kepresisian mengacu pada sejauh mana representasi prototyping mendekati tampilan dan perilaku akhir dari sebuah situs web atau aplikasi.

- Ini mencakup tingkat detail visual dan fungsionalitas yang ada dalam prototyping, dan membantu menentukan sejauh mana prototyping tersebut menggambarkan pengalaman pengguna yang sebenarnya.

 

2. Jenis-jenis Tingkat Kepresisian:

a. Low-Fidelity:

- Low-fidelity prototyping memiliki tampilan sederhana dan minim detail.

- Biasanya berupa sketsa kasar atau bentuk dasar yang menyoroti struktur dan tata letak.

- Keuntungannya adalah cepat dibuat, mudah diubah, dan fokus pada aspek fungsionalitas.

- Kekurangannya adalah kurang mendetail dalam hal visual dan tidak memberikan gambaran yang akurat tentang tampilan akhir.

 

b. Medium-Fidelity:

- Medium-fidelity prototyping mendekati tampilan dan fungsionalitas yang akhir.

- Mencakup elemen visual yang lebih lengkap dan lebih rinci, seperti warna, jenis huruf, dan elemen desain lainnya.

- Memungkinkan evaluasi visual yang lebih baik dan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang tampilan akhir.

- Kelemahannya adalah memerlukan waktu dan upaya yang lebih besar untuk pembuatan, serta tidak memberikan detail seakurat high-fidelity.

 

c. High-Fidelity:

- High-fidelity prototyping mendekati tampilan dan perilaku akhir dari situs web atau aplikasi yang sebenarnya.

- Melibatkan elemen visual yang lengkap, tata letak yang detail, interaksi yang realistis, serta grafis dan konten yang sebenarnya.

- Menyediakan pengalaman yang paling akurat dan mendalam bagi pengguna dan pemangku kepentingan.

- Kelemahannya adalah memerlukan waktu dan upaya yang signifikan untuk pembuatan, serta sulit diubah jika perlu ada perubahan besar.

 

3. Kelebihan dan Kekurangan dari Setiap Tingkat Kepresisian:

- Low-Fidelity:

- Kelebihan: Cepat dibuat, mudah diubah, fokus pada fungsionalitas.

- Kekurangan: Kurang mendetail visual, kurang akurat dalam menampilkan tampilan akhir.

- Medium-Fidelity:

- Kelebihan: Mendekati tampilan akhir, memberikan gambaran yang lebih akurat tentang tampilan dan fungsionalitas.

- Kekurangan: Memerlukan waktu dan upaya lebih dalam pembuatan, tidak seakurat high-fidelity.

 

- High-Fidelity:

- Kelebihan: Memberikan pengalaman pengguna yang paling akurat, mendalam, dan realistis.

- Kekurangan: Memerlukan waktu dan upaya yang signifikan dalam pembuatan, sulit diubah jika perlu ada perubahan besar.

 

4. Kapan Menggunakan Tingkat Kepresisian yang Tepat dalam Proses Desain:

- Low-Fidelity: Cocok untuk tahap awal eksplorasi ide, komunikasi konsep secara kasar, dan mendapatkan umpan balik konseptual.

- Medium-Fidelity: Cocok untuk mengevaluasi desain secara lebih mendalam, menguji interaksi dan alur pengguna, dan mendapatkan umpan balik lebih detail.

- High-Fidelity: Cocok untuk tahap akhir pengujian desain sebelum pengembangan, memvalidasi keseluruhan pengalaman pengguna, dan mendapatkan umpan balik yang sangat mendetail.

 



Last modified: Thursday, 10 August 2023, 2:09 PM