Skip to main content

3. Manajemen Produksi based on Industry 4.0.html

Manajemen Produksi based on Industry 4.0

 

1.     Definisi Manajemen Produksi

Manajemen produksi merupakan proses manajemen yang diterapkan dalam kegiatan

atau bidang produksi dalam suatu perusahaan. Pengertian lain dari Manajemen Produksi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya, yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Dengan diterapkannya proses manajemen dalam bidang produksi di dalam perusahaan, maka kegiatan-kegiatan produksi dan proses produksi dalam perusahaan itu akan selalu dilaksanakan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian serta pengendalian.

 

Selain itu, ada juga revolusi industri seperti pergantian tenaga manusia menggunakan robot atau mesin di dalam proses produksi. Revolusi industri akan membuat target dari produksi bisa tercapai. karyawan akan berusaha meningkatkan keahlian supaya bisa bersaing.

 

2.     Fungsi Manajemen Produksi

Adapun penerapan fungsi-fungsi manajemen produksi antara lain yaitu:

  1. Fungsi Perencanaan (planning)

Dalam fungsi perencanaan, manajer produksi menentukan tujuan dari subsistem produksi dari organisasi dan mengembangkan program, kebijaksanaan dan prosedur yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Perencanaan produksi adalah proses pengambilan keputusan mengenai produk apa yang akan dibuat, di mana, kapan, dan bagaimana produk tersebut akan dilakukan. Tahap ini mencakup penentuan peranan dan fokus dari produksi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber daya produksi.

 

Perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan tujuan-tujuan itu sendiri, agar tujuan itu dapat diintegrasikan, dan pengawasan. Ketiga unsur tersebut agar segala kegiatan berproduksi itu efisien, sedang pedoman bekerja pun ada. Dengan adanya tujuan tersebut kemudian diletakkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dasar.

 

  1. Fungsi Pengorganisasian (organizing)

Dalam fungsi pengorganisasian, manajer produksi menentukan struktur individu, grup, seksi, bagian, divisi, atau departemen dalam subsistem produksi untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer produksi juga menentukan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan produksi serta mengatur wewenang dan tanggung jawab yang diperlukan dalam melaksanakannya.

 

  1. Fungsi Penggerakan (actuating)

Dalam fungsi penggerakan dilaksanakan dengan memimpin, mengawasi dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugasnya selama proses produksi berlangsung. Program dan organisasi yang efektif saja belum cukup menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Instruksi-instruksi perlu didasari sesuatu agar segera dilaksanakan. Sesuatu yang dimaksud adalah motivasi. Motivasi dapat bersifat moneter yaitu berupa upah, gaji, dan insentif lain.

 

  1. Fungsi Pengendalian (Controlling)

Dalam fungsi pengendalian atau pengawasan dilakukan dengan mengembangkan standar dan jaringan komunikasi yang diperlukan agar pengorganisasian dan penggerakan sesuai dengan yang direncanakan dan mencapai tujuan. Tujuan pengawasan produksi adalah menjaga kelancaran pekerjaan dari bahan baku sampai barang jadi, sehingga dapat diselesaikan dalam tempo sesingkat mungkin dan biaya serendah mungkin. Ini membutuhkan koordinasi dari berbagai faktor yang masuk ke proses produksi, material, mesin, tenaga kerja, dan metode.

 

3. Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Ruang lingkup manajemen produksi akan mencakup perencanaan atau persiapan sistem produksi serta pengoperasian dari sistem produksi.

 

Menurut Sofjan Assauri, beberapa point terkait Perancangan atau desain sistem produksi meliputi:

  1. Seleksi dan rancangan atau desain produk.

Kegiatan produksi merupakan suatu kegiatan yang mencakup bidang luas, dimulai dari penganalisaan dan penetapan keputusan saat sebelum dimulainya kegiatan produksi, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka panjang, serta keputusan-keputusan pada waktu menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan pengoperasiannya.

  1. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan.

Setelah produk di desain, maka kegiatan selanjutnya adalah menentukan jenis proses yang akan dipergunakan serta peralatannya.

  1. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produk.

Kelancaran produksi suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kelancaran mendapatkan sumber-sumber bahan masukan (input) serta ditentukan pula oleh kelancaran dan biaya penyampaian atau supply produk yang dihasilkan berupa barang jadi dan jasa ke pasar.

  1. Strategi produksi serta pemilihan kapasitas.

Rancangan sistem produksi harus disusun dengan landasan strategi produksi yang disiapkan terlebih dahulu. Dalam strategi produksi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan tujuan dari produksi, serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar untuk lima bidang yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau kualitas.

 

Adapun pembahasan dalam pegoperasian sistem produksi dan operasi menurut Sofjan Assauri, yaitu:

  1. Penyusunan rencana produksi.

Kegiatan pengoperasian sistem produksi harus dimulai dengan penyusunan rencana produksi. Dalam rencana produksi harus tercakup penetapan target produksi, scheduling, routing, dispatching, dan follow-up.

  1. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan.

Kelancaran kegiatan produksi sangat ditentukan oleh kelancaran ketersediaan bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi produksi. Kelancaran ketersediaan bahan atau masukan bagi produksi ditentukan oleh baik tidaknya pengadaan bahan serta rencana dan pengendalian persediaan yang dilakukan.

  1. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.

Mesin dan peralatan dipergunakan dalam proses produksi harus selalu terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga dibutuhkan adanya kegiatan pemeliharaan atau perawatan.

  1. Pengendalian mutu.

Terjaminnya hasil atau keluaran dari proses produksi menentukan keberhasilan dan pengoperasian sistem produksi. Dalam hal ini maka perlu dipelajari kegiatan pengendalian mutu antara lain maksud dan tujuan kegiatan pengendalian mutu.

 

 

4. Aspek-aspek Manajemen Produksi

Agar dapat menghasilkan barang atau produk yang sesuai dengan yang diinginkan, diperlukan adanya beberapa tahapan yang dilakukan. Aspek yang harus diperhatikan secara khusus yaitu sebagai berikut:

  1. Perencanaan produksi barang/jasa

Perencanaan produksi memiliki tujuan untuk melancarkan proses produksi secara sistematis. Adapun dalam hal ini ada beberapa keputusan yang harus diambil sebagai langkah awal. Diantaranya seperti jenis barang, kualitas barang, bahan baku yang digunakan, kuantitas barang serta pengendalian produksi itu sendiri.

  1. Pengendalian produksi barang/jasa

Ini adalah tahapan kontrol produksi yang digunakan agar proses produksi sesuai dengan perencanaan. Adapun beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian produksi diantaranya seperti membuat perencanaan, menentukan target produk dan menyusun jadwal kerja. Tujuan dari pengendalian produksi supaya mencapai hasil yang lebih maksimal dengan biaya yang seoptimal mungkin.

  1. Pengawasan produksi barang/jasa

Tujuan dari pengawasan ini dilakukan agar proses produksi bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan, waktunya tepat, dan biaya operasionalnya sesuai. dalam pelaksanaannya, ada beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pengawasan produksi, diantaranya menentukan kualitas barang, melaksanakan produksi sesuai jadwal serta membuat standar barang. Dengan memahami manajemen produksi di atas, maka Anda bisa menghasilkan produk yang memiliki daya saing di pasar. Sehingga, bisnis yang Anda bangun bisa bertahan lama dan menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda.

 

 

5. Identifikasi Peningkatan Manajemen Produksi Based on Industri 4.0 pada BDI Factory

 

Manajemen Produksi bagian dari lingkup manajemen yang memiliki peran untuk mengkoordinasikan dan mengambil keputusan dari berbagai kegiatan seperti perencanaan, organisasi, arah, serta pelaksanaan aktivitas produksi untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan.

Dalam menjalankan proses produksi pastinya memperhatikan cycle time. Definisi dari cycle time yaitu durasi waktu/ kecepatan untuk membuat satu buah produk, sesuai kemampuan operator atau mesin pada saat ini. Sedangkan pengertian dari OEE atau yang dapat disebut dengan Overall Equipment Effectiveness yaitu alat untuk mengukur kinerja mesin atau fasilitas berdasarkan tingkat ketersediaan mesin, performa, dan kualitas. Berikut ini rumus dari Overall Equipment Effectiveness:

 

OEE = Availability Rate x Performance Rate x Quality Rate

 

 

       Availability Rate:

Keterangan:

Available time - Planned downtime = Loading time

Loading time - Available losses (downtime) = Operating time

 

       Performance Rate:

Performance =

 

       Quality Rate:

Quality rate =

 

 

Output merupakan nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan industri yang terdiri dari:

(1)   Barang yang dihasilkan

(2)   Tenaga listrik yang dijual

(3)   Jasa industri yang diterima dari pihak lain

(4)   Selisih nilai stok barang setengah jadi

(5)   Penerimaan lain dari jasa non-industri

 

Sistem produksi merupakan susunan kegiatan yang semuanya saling berhubungan untuk mencapai tujuan akhir. Semua kegiatan tersebut juga akan saling mendukung satu sama lainnya.. Tujuan yang dimaksud ialah menghasilkan produk. Berikut merupakan tabel perbandingan manajemen produksi sebelum dan sesudah penerapan transformasi industri 4.0 di BDI Factory.

 

 

Variabel Manajemen Produksi

Sebelum Penerapan

Setelah Penerapan

Cycle Time

Belum terukur antara plan dan aktual

Terukur antara plan dan aktual secara akurat

Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Belum terukur

OEE tiap mesin terukur secara otomatis

Output

Dihitung secara manual

Terhitung secara otomatis

Sistem Produksi

Informasi produksi disampaikan secara lisan

Informasi produksi tersampaikan secara digital dan terekam

 

Last modified: Monday, 7 August 2023, 10:12 AM